Bayi Dibuang di Lamsel, Dinsos Berikan Perlindungan
Dinas Sosial Lampung Selatan memberikan perlindungan kepada bayi yang dibuang ibunya di Ponpes Babul Hikmah dan juga memberikan pendampingan kepada sang ibu.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, Bagaimana? Sebuah kasus bayi dibuang menghebohkan masyarakat Desa Kedaton, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan. Pada Selasa, 11 Maret 2024, warga menemukan seorang bayi laki-laki menangis di belakang asrama putri Pondok Pesantren Islam Babul Hikmah. Bayi tersebut dibuang oleh ibu kandungnya sendiri, seorang santriwati di pondok pesantren tersebut. Belum diketahui secara pasti motif sang ibu membuang bayinya, namun diduga kuat ada faktor psikologis yang melatarbelakangi tindakan tersebut. Dinas Sosial Kabupaten Lampung Selatan (Dinsos Lamsel) langsung turun tangan memberikan perlindungan kepada bayi malang tersebut.
Penemuan bayi ini pertama kali diketahui oleh warga sekitar yang mendengar suara tangisan bayi. Mereka kemudian menemukan bayi tersebut dalam kondisi lemah di samping pagar asrama putri. Video amatir penemuan bayi ini pun viral di media sosial, memperlihatkan kondisi bayi yang memprihatinkan. Kejadian ini menimbulkan keprihatinan publik dan mendorong pihak berwenang untuk segera bertindak.
Berkat kesigapan warga dan pihak pondok pesantren, bayi tersebut segera mendapatkan pertolongan. Dinas Sosial Lamsel langsung bergerak cepat memberikan perlindungan dan memastikan keselamatan bayi. Langkah cepat ini mencegah potensi bahaya yang lebih besar bagi bayi yang baru lahir tersebut. Kasus ini juga menjadi sorotan dan menunjukkan pentingnya perlindungan anak dan dukungan bagi ibu-ibu muda yang menghadapi kesulitan.
Perlindungan Terhadap Bayi dan Ibu
Kepala Dinas Sosial Lampung Selatan, Puji Sukanto, menyatakan bahwa pihaknya memberikan perlindungan penuh kepada bayi tersebut. "Kita mewakili pemerintah daerah memberikan upaya perlindungan bayi itu, bayi jangan sampai ada penelantaran dan alhamdulillah sudah disepakati sementara ini diasuh oleh salah satu ustadz dari pondok pesantren," ujar Puji Sukanto. Perlindungan ini mencakup aspek kesehatan dan kesejahteraan bayi hingga ditemukan solusi jangka panjang.
Tidak hanya fokus pada bayi, Dinsos Lamsel juga memberikan perhatian serius kepada ibu kandungnya. "Kemudian, kita juga berupaya memberikan pelindungan kepada ibu dari bayi ini, karena sementara diketahui bahwa ibu bayi ini masih santriwati masih pelajar," tambah Puji Sukanto. Pihaknya menyadari bahwa sang ibu juga membutuhkan perlindungan dan pendampingan psikologis.
Perlindungan terhadap ibu ini bertujuan untuk mengurangi depresi dan dampak psikologis yang mungkin dialaminya setelah kejadian tersebut. "Ibunya ini sebagai korban juga. Karena, ini sudah menjadi viral di sosial media, sudah beredar, otomatis juga pasti akan mengalami perenungan. Oleh karena itu, kami telah berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Lampung Selatan untuk pendampingan," jelas Puji Sukanto. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam memberikan dukungan holistik.
Dinsos Lamsel bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pondok pesantren dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, untuk memastikan bayi dan ibunya mendapatkan perawatan dan dukungan yang memadai. Kolaborasi ini menjadi kunci keberhasilan dalam menangani kasus ini dan memberikan solusi yang komprehensif.
Konteks dan Langkah Selanjutnya
Penemuan bayi yang dibuang ini menyoroti pentingnya dukungan sistemik bagi ibu hamil dan ibu muda yang rentan. Kasus ini juga mengingatkan kita akan perlunya akses yang lebih mudah terhadap layanan kesehatan reproduksi, konseling, dan dukungan sosial bagi mereka yang membutuhkan. Perlindungan anak dan perempuan merupakan prioritas utama yang harus dijaga dan ditingkatkan.
Langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Dinsos Lamsel dan instansi terkait masih terus dikaji. Mungkin akan dilakukan investigasi lebih lanjut untuk memahami secara detail motif sang ibu dan memastikan tidak ada unsur kriminalitas lainnya. Selain itu, upaya rehabilitasi dan pemulihan bagi sang ibu juga akan menjadi fokus utama agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Perlindungan dan pembinaan jangka panjang bagi bayi juga akan terus dipantau dan diprioritaskan.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya peran masyarakat dalam melindungi anak-anak dan memberikan dukungan bagi mereka yang rentan. Kepedulian dan kerjasama antar lembaga pemerintah dan masyarakat sipil sangat krusial dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi tumbuh kembang anak.