Baznas NTB Bangun Lebih 2000 Rumah Layak Huni, Tekan Angka Kemiskinan
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) NTB telah berhasil memugar lebih dari 2.000 rumah tidak layak huni sejak 2017, dan menargetkan 400 unit rumah lagi pada 2025 untuk mengurangi angka kemiskinan di NTB.

Mataram, 19 Maret 2024 - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) telah berhasil meningkatkan kualitas hidup lebih dari 2.000 keluarga kurang mampu melalui program pembangunan rumah layak huni sejak tahun 2017 hingga saat ini. Program yang diberi nama Mahyani ini bertujuan untuk mendukung pembangunan daerah dengan cara mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTB. Upaya Baznas NTB ini menjadi bukti nyata kontribusi lembaga zakat dalam pembangunan infrastruktur sosial di daerah.
Ketua Baznas NTB, Muhammad Said Gazhali, menyatakan bahwa program Mahyani telah berhasil membangun lebih dari 2.000 unit rumah layak huni di seluruh NTB. "Sekitar 2.000 (unit rumah) lebih kami membangun rumah layak huni di Nusa Tenggara Barat," ujarnya saat ditemui di Kantor Gubernur NTB, Mataram, Rabu lalu. Program ini menyasar rumah-rumah warga miskin, khususnya di daerah terpencil, dengan alokasi pembangunan disesuaikan dengan jumlah penduduk di setiap kabupaten/kota.
Keberhasilan Baznas NTB dalam program ini menunjukkan komitmen nyata dalam pengentasan kemiskinan. Angka kemiskinan di NTB masih terbilang tinggi, dan salah satu faktor penyebabnya adalah tingginya jumlah rumah tidak layak huni. Dengan memperbaiki kondisi tempat tinggal, Baznas NTB secara tidak langsung juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Program Mahyani dan Target 2025
Pada tahun 2025, Baznas NTB menargetkan pembangunan 400 unit rumah layak huni tambahan melalui program Mahyani. Sasaran program ini tetap terfokus pada rumah-rumah warga miskin di seluruh kabupaten/kota di NTB, dengan prioritas pada daerah-daerah terpencil. Pembagian kuota pembangunan rumah disesuaikan dengan jumlah penduduk di setiap daerah; semakin banyak penduduk, semakin banyak pula alokasi rumah yang dibangun.
Program Mahyani merupakan bagian integral dari upaya Baznas NTB dalam mengurangi angka kemiskinan. Data dari Dinas Perumahan dan Pemukiman NTB menunjukkan bahwa masih terdapat sekitar 32,3 persen rumah tidak layak huni dari total 1,6 juta unit rumah di NTB. Artinya, masih ada sekitar 500 ribu unit rumah yang perlu diperbaiki. Enam dari empat belas indikator kemiskinan di NTB berhubungan langsung dengan kondisi rumah, sehingga perbaikan rumah layak huni menjadi prioritas utama.
Kabupaten Lombok Timur memiliki jumlah rumah tidak layak huni terbanyak karena memiliki jumlah penduduk terbanyak di NTB. Hal ini menunjukkan korelasi antara jumlah penduduk dan kebutuhan akan rumah layak huni.
Kerja Sama dan Sinergi
Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman NTB, Sadimin, menambahkan bahwa tahun lalu telah dilakukan pemugaran sekitar 20.000 unit rumah dari berbagai sumber pendanaan, termasuk pengembang, Baznas, dan pemerintah kabupaten/kota. Hal ini menunjukkan adanya sinergi dan kerja sama yang baik antar berbagai pihak dalam upaya mengatasi masalah rumah tidak layak huni di NTB. Kerja sama ini sangat penting untuk mencapai target pengurangan angka kemiskinan di NTB.
Program Baznas NTB ini bukan hanya sekadar pembangunan fisik, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat NTB. Dengan menyediakan tempat tinggal yang layak, Baznas NTB berkontribusi pada terciptanya lingkungan yang sehat dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Keberhasilan program ini juga menjadi contoh nyata bagaimana lembaga zakat dapat berperan aktif dalam pembangunan nasional, khususnya dalam upaya pengentasan kemiskinan. Semoga program ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat NTB di masa mendatang.