Bea Cukai Aceh Asistensi UMKM Briket Kopi: Potensi Ekonomi Baru Aceh?
Bea Cukai Aceh memberikan asistensi kepada UMKM di Aceh Besar yang memproduksi briket kopi dari ampas kopi, membuka peluang ekonomi baru dan lapangan kerja.

Bea Cukai Aceh memberikan asistensi kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Gampong Lamkeunung, Aceh Besar, yang memproduksi briket kopi dari ampas kopi. Asistensi ini diberikan pada Rabu, 12 Maret 2025, bertujuan untuk mendorong pengembangan usaha dan membuka peluang ekonomi baru di Aceh. Inisiatif ini menjawab pertanyaan: Apa yang dilakukan Bea Cukai? Siapa yang dibantu? Di mana kegiatan ini berlangsung? Kapan asistensi diberikan? Mengapa asistensi penting? Dan bagaimana cara Bea Cukai membantu?
Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Hubungan Masyarakat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Aceh, Muparrih, menjelaskan bahwa asistensi ini merupakan bagian dari fungsi Bea Cukai sebagai industrial assistance. "Kami memberi asistensi terhadap UMKM yang memproduksi briket dari ampas kopi tersebut dengan harapan usaha dapat berkembang dengan baik," kata Muparrih. Sebelumnya, tim Bea Cukai telah mengunjungi UMKM tersebut untuk melihat langsung proses produksi dan menggali potensi pengembangannya.
Asistensi ini diharapkan dapat mengatasi kendala yang dihadapi UMKM dalam mengembangkan usahanya. Briket kopi dinilai sebagai produk unik dan berpotensi besar, mengingat melimpahnya ampas kopi di Aceh dan minimnya kompetitor. Pengembangan usaha ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Aceh, khususnya di Gampong Lamkeunung.
Potensi Briket Kopi dan Tantangan UMKM
Keuchik (Kepala Desa) Lamkeunung, Amiruddin Idris, mengungkapkan bahwa produksi briket kopi merupakan usaha dari Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Lamkeunung yang telah berjalan sejak Januari 2025. Usaha ini melibatkan 12 pekerja, semuanya perempuan dari desa tersebut. Briket kopi dijual dengan harga Rp1.000 per biji atau Rp20.000 per kemasan.
Meskipun memiliki potensi besar, produksi briket kopi masih terbatas karena proses pembuatannya masih manual. Mereka hanya memiliki satu unit mesin sederhana dengan kapasitas produksi harian hanya 100 biji. "Padahal, potensi produksi bisa mencapai 1.200 biji per hari apabila didukung dengan tambahan mesin memadai. Pengembangan usaha ini menjadi fokus utama kami pada 2026," ungkap Amiruddin Idris.
Amiruddin menambahkan bahwa pengembangan usaha briket kopi ini direncanakan menggunakan dana desa dan terbuka bagi investor yang ingin berpartisipasi dalam memajukan ekonomi masyarakat setempat. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah desa dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
Dukungan Bea Cukai untuk UMKM Aceh
Asistensi dari Bea Cukai Aceh tidak hanya berupa bimbingan teknis, tetapi juga mencakup dukungan dalam hal pengembangan pemasaran dan akses pasar. Dengan adanya dukungan tersebut, diharapkan UMKM briket kopi dapat meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jangkauan pemasarannya.
Bea Cukai berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Aceh melalui program-program pembinaan dan asistensi kepada UMKM. Hal ini sejalan dengan tugas dan fungsi Bea Cukai dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mendukung peningkatan daya saing produk lokal.
Keberhasilan UMKM briket kopi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi UMKM lain di Aceh untuk mengembangkan produk-produk unggulan berbasis sumber daya lokal. Dengan demikian, dapat berkontribusi pada peningkatan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Program asistensi ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberdayakan UMKM dan menciptakan lapangan kerja di Aceh. Dengan dukungan yang tepat, UMKM briket kopi berpotensi besar untuk berkembang dan menjadi salah satu penggerak ekonomi di Aceh.