Bele Mo'osehati: Solusi Atasi Stunting di Gorontalo?
Penjabat Gubernur Gorontalo, Rudy Salahuddin, optimis Bele Mo'osehati, program rumah sehat, dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi masalah stunting di Gorontalo melalui intervensi gizi dan kesehatan.

Gorontalo, 13 Februari 2024 - Penjabat Gubernur Gorontalo, Rudy Salahuddin, baru-baru ini menyatakan keyakinannya bahwa program rumah sehat yang diberi nama Bele Mo'osehati dapat menjadi solusi ampuh untuk mengatasi masalah stunting di provinsi tersebut. Bele Mo'osehati, yang digagas oleh Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Dinas Kesehatan Gorontalo, mendapat dukungan penuh dari pemerintah provinsi.
Bele Mo'osehati: Harapan Baru Pengentasan Stunting
Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan intervensi langsung kepada anak-anak yang mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat gizi buruk. Gubernur Rudy Salahuddin menekankan pentingnya program ini, dengan harapan Bele Mo'osehati dapat menjadi solusi nyata dalam menurunkan angka stunting di Gorontalo. "Kita populerkan rumah sehat ini dengan nama daerah Bele Mo'osehati agar lekat dengan masyarakat di seluruh kabupaten dan kota," ujar Gubernur Rudy saat meninjau langsung program tersebut di Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo.
Program ini telah mulai beroperasi di Kecamatan Sipatana, menangani 10 anak yang mengalami kekurangan gizi. Anak-anak ini akan mendapatkan intervensi selama tiga bulan, meliputi asupan gizi seimbang, makanan tambahan, dan pemeriksaan kesehatan secara berkala. "Saya lihat ada 10 anak kurang gizi, mereka ini yang akan diintervensi di sini selama tiga bulan. Kita berharap ini jadi solusi untuk penanganan stunting," kata Rudy.
Intervensi Terhadap Anak Stunting
Sepuluh anak yang saat ini menjadi fokus Bele Mo'osehati di Kecamatan Sipatana memiliki masalah berat badan dan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia mereka. Selama masa intervensi tiga bulan, tim medis akan memantau perkembangan mereka secara ketat dan memberikan penanganan yang tepat. Setelah tiga bulan, jika kondisi anak-anak tersebut telah membaik dan mencapai target, mereka akan digantikan dengan anak-anak lain yang membutuhkan bantuan serupa. "Jika kondisi anak yang diintervensi sekarang sudah mencapai target, akan diganti dengan anak lain," jelas Gubernur Rudy.
Model intervensi yang diterapkan di Bele Mo'osehati menekankan pentingnya kolaborasi. Pemerintah Provinsi Gorontalo sangat optimistis bahwa dengan kerja sama seluruh pihak terkait, termasuk pemerintah kabupaten/kota, Baznas, dan BKKBN, permasalahan stunting di Gorontalo dapat diatasi secara efektif. Dukungan dari berbagai lembaga ini sangat krusial dalam keberhasilan program Bele Mo'osehati.
Kolaborasi dan Kesinambungan Program
Keberhasilan Bele Mo'osehati sangat bergantung pada kolaborasi yang kuat antara pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan lembaga-lembaga terkait. Gubernur Rudy berharap program ini dapat menjadi contoh dan ditindaklanjuti oleh pemerintah kabupaten/kota di seluruh Gorontalo. "Bantuan dari Baznas dan BKKBN sangat luar biasa untuk bisa beroperasinya Bele Mo’osehati ini. Saya berharap pemerintah kabupaten/kota dapat menindaklanjuti," tambahnya.
Program Bele Mo'osehati tidak hanya fokus pada pemberian makanan tambahan, tetapi juga mencakup aspek kesehatan dan edukasi gizi bagi keluarga. Dengan pendekatan holistik ini, diharapkan program ini dapat memberikan dampak jangka panjang dalam mengatasi masalah stunting di Gorontalo dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak.
Keberhasilan program ini akan menjadi tolok ukur bagi upaya pengentasan stunting di Indonesia. Replikasi model Bele Mo'osehati di daerah lain dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi masalah gizi buruk pada anak dan memastikan generasi masa depan Indonesia tumbuh sehat dan optimal.