BGN Optimis Sukseskan Makan Bergizi Gratis Meski Kekurangan SDM
Badan Gizi Nasional (BGN) optimistis dapat menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG) meskipun menghadapi kendala kekurangan SDM dan anggaran, dengan target jangkauan 15-17,5 juta penerima manfaat pada September 2025.

Badan Gizi Nasional (BGN) berkomitmen penuh untuk menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG), meskipun saat ini masih menghadapi tantangan kekurangan sumber daya manusia (SDM). Target pemerintah untuk program MBG tetap menjadi prioritas utama BGN.
Direktur Tata Kelola Pemenuhan Gizi BGN, Ermia Sofiyessi, mengungkapkan bahwa BGN saat ini hanya memiliki 28 orang staf. Jumlah ini termasuk pejabat eselon 1 dan 2. Tenaga pendukung lainnya bekerja dengan semangat tinggi, tanpa dibayar, demi kesuksesan program MBG.
Selain anggaran yang masih perlu ditingkatkan, kekurangan SDM menjadi kendala utama, terutama dalam pelaksanaan MBG di luar Pulau Jawa. BGN belum memiliki perwakilan langsung di daerah-daerah tersebut untuk mengawasi program secara efektif.
Kendati demikian, BGN melihat keterbatasan ini sebagai tantangan, bukan hambatan. Komitmen untuk memastikan anak-anak Indonesia tumbuh kembang dengan baik menjadi pendorong utama. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan sektor swasta, turut memperkuat tekad BGN.
BGN menargetkan pembentukan 5.000 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) pada pertengahan 2025. SPPG ini akan berperan penting dalam pengelolaan dan operasional dapur umum MBG.
Dengan anggaran sekitar Rp71 triliun, setiap SPPG ditargetkan memproduksi 3.000 paket MBG. Program ini bertujuan menjangkau 15-17,5 juta penerima manfaat hingga September 2025, membantu anak-anak dan ibu hamil mendapatkan gizi yang cukup.
BGN memastikan setiap SPPG akan melibatkan ahli gizi dan akuntan. Hal ini untuk menjamin kelancaran distribusi makanan serta pengawasan ketat terhadap kualitas dan standar gizi makanan yang diberikan. Komitmen ini memastikan anak-anak dan ibu hamil menerima makanan bergizi sesuai standar.