SPPG Terima Dana Miliaran Rupiah untuk Program Makan Bergizi Gratis
Badan Gizi Nasional (BGN) mengalokasikan dana Rp8-10 miliar per tahun untuk setiap SPPG guna mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) di seluruh Indonesia.

Sleman, 9 Mei 2024 - Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan komitmennya dalam upaya peningkatan gizi masyarakat Indonesia melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengumumkan alokasi dana signifikan untuk mendukung operasionalisasi program ini. Dana tersebut dialokasikan kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berperan sebagai pusat produksi dan distribusi makanan bergizi.
Program MBG bertujuan untuk mengatasi masalah kekurangan gizi di berbagai daerah, khususnya di wilayah yang membutuhkan dukungan ekstra. Pembentukan SPPG menjadi strategi kunci dalam menjamin keberhasilan program ini. Dengan adanya SPPG, diharapkan distribusi makanan bergizi dapat menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan.
Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Kepala BGN, Dadan Hindayana, saat peresmian operasionalisasi 15 SPPG di Yogyakarta pada Kamis (8/5). Peresmian tersebut turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar.
Alokasi Dana Signifikan untuk SPPG
Setiap SPPG akan menerima dana yang cukup besar untuk menjalankan program MBG. "Nanti di satuan pelayanan ini setiap tahun akan terima uang kurang lebih antara Rp8 miliar sampai Rp10 miliar. Jadi, per bulannya kurang lebih sekitar Rp800 juta, sebanyak 85 persennya untuk membeli bahan baku," jelas Dadan Hindayana. Dana tersebut diharapkan dapat menjamin ketersediaan bahan baku berkualitas untuk produksi makanan bergizi.
Besarnya dana yang dialokasikan menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengatasi masalah gizi. Dengan dukungan dana yang memadai, SPPG diharapkan mampu menjalankan tugasnya dengan optimal dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan bantuan.
Alokasi dana sebesar itu juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas makanan yang disajikan dalam program MBG. Dengan bahan baku berkualitas, SPPG dapat menghasilkan makanan yang bergizi dan lezat, sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat untuk mengkonsumsinya.
Hal ini juga menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan keberlanjutan program MBG. Dengan dana yang cukup, SPPG dapat beroperasi secara berkelanjutan dan menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan.
Kebutuhan SPPG di Sleman dan Yogyakarta
Kabupaten Sleman, DIY, diperkirakan membutuhkan 111 SPPG untuk menjangkau seluruh wilayahnya. Saat ini, baru 15 SPPG yang telah diresmikan di Yogyakarta, terdiri dari 13 SPPG di Sleman, 1 di Kulon Progo, dan 1 di Gunungkidul. "Jadi, kalau dibangun 15 itu baru sekitar 10 persen, masih belum mencapai 50 persen. Baru 10 persen," ungkap Dadan Hindayana.
Pemerintah daerah setempat diharapkan dapat segera membangun SPPG yang tersisa untuk menjamin pemerataan akses terhadap program MBG. Dengan demikian, masyarakat di seluruh wilayah dapat menikmati manfaat dari program ini.
Keberadaan SPPG yang memadai sangat penting untuk memastikan keberhasilan program MBG. SPPG berperan sebagai pusat produksi dan distribusi makanan bergizi, sehingga perlu tersebar di seluruh wilayah yang membutuhkan.
Dengan dukungan pemerintah pusat dan daerah, diharapkan pembangunan SPPG dapat segera diselesaikan untuk menjamin keberhasilan program MBG.
Pemanfaatan Bangunan Tersedia
Dalam rangka efisiensi biaya dan waktu, BGN mendorong pemanfaatan bangunan yang sudah ada, bukan membangun yang baru. "Bisa dengan mengubah fungsi restoran, kafe, atau rumah yang tidak digunakan agar menjadi satuan pelayanan," ujar Dadan Hindayana. Hal ini sebagai upaya untuk mengoptimalkan sumber daya yang telah tersedia.
Fleksibelitas dalam penggunaan lokasi SPPG menunjukkan komitmen untuk efisiensi anggaran. Dengan memanfaatkan bangunan yang sudah ada, dana yang dialokasikan dapat lebih terfokus pada pengadaan bahan baku dan operasional SPPG.
Selain restoran dan kafe, BGN juga menyarankan pemanfaatan bangunan lain yang tidak terpakai, seperti lapangan futsal. "Kalau ada lapangan futsal yang sekarang sudah tidak digunakan, kata dia, ubah saja jadi satuan pelayanan pemenuhan gizi." Ini menunjukkan kreativitas dan inovasi dalam implementasi program.
Dengan strategi ini, diharapkan program MBG dapat berjalan efektif dan efisien, serta menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan.
Peresmian operasionalisasi SPPG BUMDES Tridadi di Kabupaten Sleman menandai langkah nyata pemerintah dalam mewujudkan program MBG. Dengan dukungan dana yang memadai dan strategi pemanfaatan bangunan yang efisien, diharapkan program ini dapat berjalan sukses dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Indonesia.