BI Kepri dan Antara Gelar Kelas Jurnalistik Anti Hoaks: Mengapa Verifikasi Informasi Kunci dalam Berita Ekonomi?
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Riau (BI Kepri) bersama LKBN Antara menggelar pelatihan Jurnalistik Anti Hoaks untuk memperkuat akurasi informasi ekonomi. Pelatihan ini menekankan pentingnya verifikasi demi melawan misinformasi dan disinformasi

Batam, 29 Juli – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Riau (KPw BI Kepri) bekerja sama dengan Perum LKBN Antara sukses menyelenggarakan pelatihan jurnalistik. Kegiatan ini berfokus pada tema anti hoaks dan teknik peliputan berita ekonomi, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas serta pemahaman para praktisi komunikasi dan jurnalis.
Pelatihan yang diadakan di Antara Heritage Center, Batam, ini diikuti oleh beragam peserta. Mereka meliputi anggota humas BI Kepri, perwakilan dari Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Provinsi Kepulauan Riau, serta para wartawan dari berbagai media massa yang beroperasi di Batam.
Asisten Direktur BI Kepri, Adik Afrinaldi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa inisiatif ini sangat krusial. Ia berharap kegiatan ini dapat memperkuat kapasitas humas dan jurnalis dalam menyampaikan informasi ekonomi yang tepat dan akurat kepada publik, sekaligus memperluas cakrawala pengetahuan dalam pemberitaan ekonomi.
Memperkuat Akurasi Informasi dan Melawan Hoaks
Pentingnya verifikasi informasi menjadi salah satu poin utama yang ditekankan dalam pelatihan ini. Muhammad Arief Iskandar, Kepala Unit Radar, Viral, dan JACX LKBN Antara, menjelaskan secara mendalam tentang perbedaan fundamental antara hoaks, misinformasi, disinformasi, dan berita faktual. Ia menegaskan bahwa hoaks dan disinformasi memiliki unsur kesengajaan untuk tujuan tertentu, berbeda dengan misinformasi yang terjadi tanpa disengaja.
Pemahaman yang komprehensif mengenai jenis-jenis informasi palsu ini sangat vital bagi para jurnalis dan praktisi humas. Dengan demikian, mereka dapat lebih cermat dalam menyaring dan menyajikan berita, khususnya di era digital yang rentan terhadap penyebaran informasi yang tidak benar. Pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan untuk mengidentifikasi dan melawan narasi yang menyesatkan.
Sinergi antara instansi pemerintah, media, dan pemerintah daerah diharapkan dapat terus terjalin melalui kegiatan semacam ini. Kolaborasi ini penting untuk mendorong penyebaran informasi yang akurat di tengah masyarakat, terutama dalam menghadapi tantangan penyebaran hoaks di lingkup digital yang semakin masif.
Objektivitas dan Etika dalam Peliputan Ekonomi
Selain fokus pada isu hoaks, pelatihan ini juga menyoroti aspek objektivitas dalam peliputan berita ekonomi. Koordinator Liputan Ekonomi LKBN Antara, Indra Arief Pribadi, menekankan bahwa berita ekonomi harus mampu menyampaikan pesan yang dapat dirasakan dan dipahami oleh masyarakat luas. Tugas pewarta ekonomi bukan hanya menyajikan data, tetapi juga mengolahnya agar menarik dan relevan bagi pembaca.
Indra Arief Pribadi juga mengingatkan seluruh peserta mengenai kewajiban media untuk tunduk pada Kode Etik Jurnalistik. Prinsip independensi, akurasi, dan kredibilitas harus senantiasa dijunjung tinggi dalam setiap pemberitaan. Hal ini memastikan bahwa informasi yang disampaikan kepada publik bersifat faktual dan tidak bias, terutama dalam konteks isu-isu ekonomi yang sensitif dan berdampak luas.
Dukungan dari Diskominfo Provinsi Kepri, yang diwakili oleh Sekretaris Diskominfo James Simon Pattikawa, menunjukkan komitmen bersama dalam menciptakan ekosistem informasi yang sehat. Pelatihan ini menjadi wadah penting untuk meningkatkan kualitas jurnalistik dan komunikasi publik, sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi yang valid dan terpercaya.