BI Sulut Sosialisasikan Kewaspadaan Uang Palsu di Masyarakat
Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Utara gencar sosialisasikan kewaspadaan uang palsu kepada masyarakat luas melalui berbagai metode, agar masyarakat lebih teliti dan jeli dalam mengenali keaslian uang Rupiah.

Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk waspada terhadap peredaran uang palsu. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulut, Andry Prasmuko, menyatakan bahwa meskipun peredaran uang palsu di Sulut relatif kecil dibandingkan provinsi lain, sosialisasi tetap penting untuk menjaga keamanan transaksi keuangan. Sosialisasi ini dilakukan secara intensif dan menyeluruh, menjangkau berbagai lapisan masyarakat, dari tingkat RT/RW hingga sekolah dan perguruan tinggi. Upaya ini dilakukan untuk melindungi masyarakat dari kerugian akibat peredaran uang palsu yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Andry Prasmuko menekankan pentingnya ketelitian masyarakat dalam memeriksa keaslian uang Rupiah. Ia menjelaskan bahwa kunci utama pencegahan kerugian akibat uang palsu terletak pada kesadaran dan kejelian masyarakat sendiri. Oleh karena itu, BI tidak hanya mengandalkan sosialisasi, tetapi juga mengedukasi masyarakat mengenai cara efektif mengenali uang asli.
Sosialisasi yang dilakukan BI Sulut mencakup berbagai metode, termasuk penyuluhan langsung di berbagai komunitas, serta memanfaatkan media massa seperti radio dan televisi. Selain itu, BI juga aktif menggunakan media sosial dan website resmi untuk menyebarkan informasi penting terkait ciri-ciri keaslian uang Rupiah. Kampanye Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah juga menjadi bagian penting dari strategi sosialisasi BI dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keaslian uang Rupiah.
Mengenali Uang Rupiah Asli dengan Metode 3D
Dalam sosialisasinya, BI mengajarkan masyarakat untuk mengenali uang Rupiah asli dengan metode 3D: Dilihat, Diraba, dan Diterawang. Metode ini terbukti efektif dalam membedakan uang asli dan palsu. Dengan memahami ciri-ciri keaslian uang Rupiah melalui metode 3D, masyarakat dapat lebih waspada dan terhindar dari potensi kerugian.
Dilihat: Perhatikan benang pengaman yang berubah warna jika dilihat dari sudut pandang tertentu, serta tanda air (watermark) yang terdapat pada uang Rupiah asli. Detail-detail ini perlu diperhatikan dengan seksama.
Diraba: Rasakan tekstur permukaan uang. Gambar pahlawan, burung Garuda, dan nilai nominal pada uang asli memiliki hasil cetak yang terasa kasar. Selain itu, perhatikan juga kode tuna netra (blind code) yang terdapat pada uang Rupiah.
Diterawang: Terakhir, terawang uang Rupiah terhadap cahaya. Gambar saling isi (rectoverso) dari logo BI akan terlihat utuh jika diterawang. Kejelasan gambar ini menjadi salah satu indikator keaslian uang Rupiah.
Himbauan BI untuk Masyarakat
Selain mengajarkan cara mengenali uang palsu, BI juga menghimbau masyarakat untuk menghindari beberapa tindakan yang dapat merusak uang Rupiah. Hal ini penting untuk menjaga kondisi uang Rupiah agar tetap layak edar dan mudah dikenali keasliannya.
- Jangan melipat uang secara berlebihan.
- Jangan mencoret uang dengan alat tulis.
- Jangan menstapler uang.
- Jangan meremas uang.
- Jangan membasahi uang.
Dengan menerapkan metode 3D dan menghindari tindakan-tindakan yang merusak uang Rupiah, masyarakat dapat berkontribusi dalam menjaga kelancaran sistem keuangan dan mencegah peredaran uang palsu. Sosialisasi yang dilakukan BI Sulut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan melindungi mereka dari kerugian akibat uang palsu.