BMKG Keluarkan 3.941 Peringatan Cuaca Akurat Selama Mudik Lebaran 2025
BMKG berhasil keluarkan 3.941 peringatan dini cuaca dengan akurasi tinggi selama periode mudik Lebaran 2025, membantu kelancaran arus mudik dan balik.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berhasil menerbitkan 3.941 peringatan dini cuaca dengan tingkat akurasi tinggi, mencapai 92,4 persen, selama periode arus mudik dan balik Lebaran 2025. Peringatan dini ini diberikan untuk mendukung aktivitas pergerakan pemudik melalui jalur darat, laut, udara, dan lokasi wisata, berdasarkan prakiraan cuaca yang akurat. Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas Sekretaris Utama BMKG, Guswanto, dalam rapat evaluasi bersama Komisi V DPR RI pada Rabu lalu.
Peringatan dini cuaca tersebut memiliki lead time tiga hingga empat jam sebelum kejadian, dan didukung oleh prakiraan cuaca jangka panjang hingga enam bulan sebelumnya. Ketepatan informasi cuaca ini sangat krusial dalam memastikan keselamatan dan kenyamanan pemudik selama perjalanan. BMKG juga mencatat sejumlah kejadian cuaca ekstrem selama periode tersebut, yang memberikan gambaran penting terkait tantangan dalam memberikan peringatan dini yang efektif.
Selama periode arus mudik dan balik Lebaran 2025, yang berlangsung dari 27 Maret hingga 8 April, BMKG mencatat 222 kejadian hujan lebat, 75 angin kencang, 11 petir, dan sembilan puting beliung. Data ini menunjukkan pentingnya peran BMKG dalam memberikan informasi cuaca yang akurat dan tepat waktu untuk mengurangi risiko dampak cuaca ekstrem terhadap pemudik.
Cuaca Ekstrem dan Distribusi Geografis
Jawa Barat tercatat sebagai provinsi dengan jumlah kejadian cuaca ekstrem tertinggi, yakni 57 kejadian. Jawa Tengah dan Jawa Timur menyusul dengan 40-30 kejadian, sementara Jakarta mencatat sekitar 30 kejadian. Distribusi kejadian cuaca ekstrem ini menunjukkan kerentanan wilayah-wilayah tertentu terhadap dampak cuaca ekstrem dan pentingnya upaya mitigasi di daerah-daerah tersebut.
Guswanto menekankan pentingnya sinergi antar kementerian dan lembaga, termasuk pemerintah daerah, dalam pelaksanaan posko mudik Lebaran. Kerja sama dalam integrasi data dan penyebaran informasi kepada masyarakat dinilai sangat efektif dalam menjamin kelancaran dan keamanan arus mudik dan balik. Hal ini juga didukung oleh data survei kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan angkutan Lebaran 2025 dari Kementerian Perhubungan.
Survei tersebut menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat yang tinggi, dengan nilai 94,5-96,1 persen untuk indikator keamanan, keselamatan, dan kenyamanan. Survei ini melibatkan 2.660 responden pemudik, yang memberikan gambaran positif atas upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan transportasi yang aman dan nyaman selama periode Lebaran.
Integrasi Data dan Diseminasi Informasi
BMKG melakukan integrasi data dengan berbagai pihak, termasuk PJBT, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kominfo) untuk memastikan diseminasi informasi yang efektif. Informasi cuaca disampaikan melalui berbagai saluran, seperti SMS Blast, videotron di pusat kepadatan (bandara, pelabuhan/dermaga, terminal), dan dynamic message sign di jalan tol. Strategi multi-saluran ini memastikan jangkauan informasi yang luas dan aksesibilitas bagi masyarakat.
BMKG mengapresiasi dukungan dari Komisi V DPR RI dan seluruh mitra dalam pelaksanaan posko Lebaran. Lembaga ini juga berharap evaluasi dan arahan lanjutan dapat meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi tantangan serupa di masa mendatang. Keberhasilan dalam memberikan peringatan dini cuaca yang akurat selama Lebaran 2025 menjadi bukti komitmen BMKG dalam memberikan pelayanan publik yang berkualitas.
Keberhasilan ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antar lembaga pemerintah dalam menghadapi tantangan bencana alam dan memastikan keselamatan masyarakat. Dengan integrasi data dan diseminasi informasi yang efektif, diharapkan upaya mitigasi bencana dapat ditingkatkan di masa mendatang.
"Akurasi peringatan dini yang kami keluarkan rata-rata 92,4 persen, dengan lead time tiga hingga empat jam sebelum kejadian. Peringatan ini juga ditopang prakiraan jangka panjang hingga enam bulan sebelumnya," kata Guswanto.