BP Taskin dan Kemenko PMK Sinergi Percepat Pengentasan Kemiskinan di Indonesia
BP Taskin dan Kemenko PMK berkolaborasi melalui Rancangan Inpres OPPKE untuk menurunkan angka kemiskinan hingga 4,5 persen pada 2029 dan menghilangkan kemiskinan ekstrem pada 2026.

Pemerintah Indonesia melalui Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) dan Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) secara intensif berupaya mempercepat pengentasan kemiskinan di Indonesia. Hal ini terungkap dalam konferensi pers usai rapat tingkat menteri di Jakarta, Jumat lalu. Rapat tersebut membahas Rancangan Instruksi Presiden (Inpres) tentang Optimalisasi Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem (OPPKE) sebagai upaya integrasi lintas sektoral dalam memberantas kemiskinan. Saat ini, jumlah penduduk miskin mencapai 24,8 juta jiwa atau sekitar 8,7 persen dari total populasi.
Kepala BP Taskin, Budiman Sudjatmiko, menjelaskan koordinasi yang dilakukan antara BP Taskin dan Kemenko PMK. "Yang mana nanti dalam pelaksanaan praktisnya dikoordinasikan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat. Sementara dalam aspek konseptualnya dan kerangka besar strateginya, dirumuskan oleh Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan," ujar Budiman. Inpres OPPKE menjadi landasan utama dalam menyatukan langkah berbagai kementerian dan lembaga untuk mencapai target pengentasan kemiskinan.
Target pemerintah yang ambisius meliputi penurunan angka kemiskinan hingga 4,5 persen pada tahun 2029 dan penghapusan kemiskinan ekstrem paling lambat pada tahun 2026. Untuk mencapai target tersebut, sebanyak 43 kementerian dan lembaga dilibatkan secara integral dalam Inpres OPPKE, memastikan langkah-langkah yang dilakukan sistematis dan terintegrasi untuk mengatasi permasalahan kemiskinan di Indonesia secara menyeluruh.
Sinergi Lintas Sektoral: Kunci Pengentasan Kemiskinan
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Abdul Muhaimin Iskandar, menekankan pentingnya sinergi lintas sektoral untuk mencapai tujuan pengentasan kemiskinan. Beliau menyatakan bahwa kolaborasi antara kementerian, lembaga pemerintah, dan organisasi kemasyarakatan merupakan kunci keberhasilan program ini. "Untuk memperkaya rencana besar penanggulangan kemiskinan, kita harus menyiapkan segala aspek agar ketika Inpres berjalan, pengentasan kemiskinan dapat dilaksanakan dengan baik. Upaya penting ini sangat membutuhkan kehadiran seluruh K/L dalam menggunakan semua potensi yang dimiliki untuk bersinergi," tegas Muhaimin Iskandar.
Inpres OPPKE diharapkan dapat menjadi instrumen yang efektif untuk mengoptimalkan sumber daya dan koordinasi antar lembaga. Dengan melibatkan berbagai pihak, pemerintah berharap dapat mengatasi berbagai tantangan dalam pengentasan kemiskinan, mulai dari akses pendidikan dan kesehatan hingga kesempatan kerja dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kerja sama yang erat antar kementerian dan lembaga menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target yang telah ditetapkan.
Lebih lanjut, pentingnya perencanaan yang matang dan terukur menjadi fokus utama dalam pelaksanaan Inpres OPPKE. Setiap program dan kebijakan yang dirancang harus terintegrasi dan saling mendukung untuk menghindari tumpang tindih dan inefisiensi. Evaluasi berkala juga diperlukan untuk memastikan efektivitas program dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Dengan demikian, diharapkan program pengentasan kemiskinan dapat berjalan secara optimal dan mencapai hasil yang maksimal.
Langkah Konkret dan Terukur
Pemerintah menyadari bahwa pengentasan kemiskinan merupakan proses yang kompleks dan membutuhkan pendekatan yang holistik dan terintegrasi. Oleh karena itu, Inpres OPPKE dirancang untuk memastikan semua program dan kebijakan pemerintah terkait pengentasan kemiskinan selaras dan saling mendukung. Hal ini mencakup berbagai aspek, mulai dari peningkatan akses terhadap layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan, hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pelatihan keterampilan dan pengembangan usaha.
Selain itu, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana dan program pengentasan kemiskinan juga menjadi prioritas utama. Pemerintah berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap rupiah yang dialokasikan untuk program ini digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal. Mekanisme pengawasan yang ketat akan diterapkan untuk mencegah penyimpangan dan memastikan akuntabilitas.
Dengan kolaborasi yang kuat antara BP Taskin dan Kemenko PMK, serta dukungan dari seluruh kementerian dan lembaga terkait, pemerintah optimis dapat mencapai target pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem sesuai dengan rencana. Komitmen dan kerja keras semua pihak menjadi kunci keberhasilan dalam upaya ini.
Keberhasilan program ini akan berdampak signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan pengentasan kemiskinan, Indonesia dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil, makmur, dan sejahtera.