BPBD Semarang Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Kudu
BPBD Kota Semarang mendistribusikan bantuan sembako dan selimut kepada warga RW 07 Kelurahan Kudu yang terdampak banjir selama hampir seminggu akibat luapan saluran PDAM dan curah hujan tinggi.
![BPBD Semarang Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Kudu](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/000149.570-bpbd-semarang-salurkan-bantuan-untuk-korban-banjir-di-kudu-1.jpg)
Banjir yang menggenangi RW 07, Kelurahan Kudu, Kota Semarang, Jawa Tengah, telah membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang bergerak cepat. Selasa, 04 Juli 2023, BPBD mendistribusikan bantuan langsung kepada warga yang masih terdampak genangan air yang sudah berlangsung hampir seminggu.
Bantuan yang disalurkan meliputi bahan makanan pokok seperti mi instan, minyak goreng, dan sarden, serta selimut untuk membantu warga bertahan dalam kondisi tersebut. Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto, menyatakan penyaluran bantuan dilakukan langsung kepada warga yang membutuhkan.
Meskipun secara nomenklatur Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), genangan air tersebut belum masuk kategori yang membutuhkan bantuan, BPBD Kota Semarang tetap merespon. Hal ini dikarenakan genangan yang berlangsung cukup lama telah mengganggu aktivitas warga sekitar. Aktivitas warga terhambat signifikan, menjadi pertimbangan utama dalam keputusan penyaluran bantuan.
Selain menyalurkan bantuan, BPBD juga melakukan asesmen untuk mencari tahu penyebab banjir. Dari hasil pengamatan langsung, ditemukan bahwa akar permasalahan utamanya adalah limpasan air dari saluran pembuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Kondisi ini diperparah oleh curah hujan yang tinggi beberapa hari berturut-turut.
Luapan air dari saluran PDAM sepanjang kurang lebih 1 kilometer menyebabkan genangan yang belum surut hingga satu minggu. Untuk mengatasi masalah ini, BPBD berencana berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) untuk menaikkan tinggi talut saluran agar kejadian serupa tidak terulang. Upaya ini penting, mengingat kejadian serupa sudah terjadi lima tahun berturut-turut.
Ketua RW 07 Kelurahan Kudu, Ainur Rofiq (55), menjelaskan bahwa banjir dengan ketinggian 20-50 centimeter telah merendam wilayah tersebut selama kurang lebih satu minggu. Akibatnya, warga mengalami kerugian material karena perabotan rumah tangga terendam dan aktivitas ekonomi terganggu.
Banjir yang merendam 11 RT bahkan membuat beberapa warga di RT 8 terpaksa mengungsi ke rumah saudara. Menurut Rofiq, penyebab banjir adalah kombinasi dari luapan saluran PDAM, curah hujan tinggi, dan kiriman air sungai dari Sayung yang mengalami rob (pasang air laut).
Kejadian ini menyoroti pentingnya kerjasama antar instansi pemerintah dalam penanggulangan bencana dan pencegahan banjir di masa mendatang. Koordinasi yang baik antara BPBD, DPU, dan Disperkim sangat krusial untuk menemukan solusi jangka panjang dan meminimalisir dampak banjir bagi masyarakat.