Banjir Semarang: Butuh Solusi Bersama, Bukan Saling Salahkan
Wali Kota Semarang menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan daerah dalam mengatasi banjir di Kota Semarang, bukan saling menyalahkan.
![Banjir Semarang: Butuh Solusi Bersama, Bukan Saling Salahkan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/220041.377-banjir-semarang-butuh-solusi-bersama-bukan-saling-salahkan-1.jpg)
Banjir kembali melanda Kota Semarang, khususnya wilayah Kudu. Kali ini, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Ita, menekankan pentingnya solusi bersama, bukan saling lempar tanggung jawab. Pernyataan ini disampaikan langsung saat meninjau lokasi banjir di Kudu pada Rabu, 5 Februari 2024.
Sinergi Kunci Atasi Banjir Semarang
Ita menegaskan, permasalahan banjir di Kudu bukan hanya tanggung jawab Pemerintah Kota Semarang. "Kami tidak bisa saling menyalahkan," tegas Ita, "Yang perlu kita lakukan adalah mencari solusi bersama agar kejadian ini tidak terus berulang." Ia menekankan perlunya sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Demak, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, PLN, dan PDAM.
Banjir di Kudu disebabkan oleh meluapnya Kali Kudu. Penyebab utama adalah terhambatnya aliran air menuju laut karena pintu air di muara Kali Dumbo, Demak, ditutup akibat pasang surut. Akibatnya, air menggenangi permukiman, terutama di RW 7 Kelurahan Kudu, yang berdampak pada 11 RT.
Secara geografis, letak Kali Kudu yang sejajar dengan jalan utama memperparah situasi. Ketika debit air meningkat dan tak bisa langsung mengalir ke laut, air meluap ke jalan dan rumah warga. Infrastruktur yang ada saat ini pun masih terbatas, terutama sistem pengendalian air di muara sungai.
Langkah Cepat dan Solusi Jangka Panjang
Pemerintah Kota Semarang telah mengambil langkah cepat. Pemasangan karung pasir di sepanjang aliran Sungai Kudu dilakukan untuk menahan limpasan air. Peninggian pintu air dan pompa kolam retensi PDAM juga dilakukan untuk memaksimalkan pengendalian air. Penyedotan air dengan pompa juga menjadi bagian dari upaya penanggulangan banjir.
Namun, Ita juga menyadari perlunya solusi jangka panjang. Pembangunan sheetpile (dinding penahan tanah) di sepanjang Sungai Kudu, seperti yang sudah ada di Sayung, Demak, menjadi solusi yang diusulkan. Meskipun ada kendala anggaran, Ita memastikan akan terus mencari alternatif solusi yang lebih cepat sambil menunggu pembangunan sheetpile.
Bantuan untuk Warga Terdampak
Pemerintah Kota Semarang juga memastikan warga terdampak mendapatkan bantuan yang cukup. Dinas Sosial telah menyalurkan sembako dan siap membuka dapur umum jika diperlukan. Dinas Kesehatan juga telah menugaskan tim medis dari Puskesmas Bangetayu dan Puskesmas Genuk untuk memberikan layanan kesehatan kepada warga yang membutuhkan.
Kesimpulan
Peristiwa banjir di Semarang kembali menyoroti pentingnya kerjasama antar instansi dan pemerintah daerah dalam mengelola sumber daya air. Solusi jangka panjang dan kolaborasi yang efektif menjadi kunci untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Bukan hanya sekedar menyalahkan, tetapi fokus pada tindakan nyata dan solusi bersama untuk kesejahteraan warga Semarang.