BPMA Ajak Kementerian ESDM Libatkan Aceh dalam Pengelolaan Migas Lepas Pantai
BPMA meminta Kementerian ESDM untuk melibatkan Aceh dalam pengelolaan blok migas di atas 12 mil laut, demi peningkatan produksi dan percepatan alih kelola blok migas di Aceh.

Banda Aceh, 18 Maret 2024 (ANTARA) - Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA) menyampaikan harapannya kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Bapak Bahlil Lahadalia, agar Aceh dilibatkan dalam pengelolaan blok migas yang berada di atas 12 mil laut. Permintaan resmi ini disampaikan langsung oleh Kepala BPMA, Nasri Djalal, saat silaturahmi Ramadhan 1446 H bersama Kementerian ESDM di Jakarta.
Permintaan tersebut disampaikan secara langsung kepada Menteri ESDM. BPMA berharap dapat berkolaborasi dengan SKK Migas sebagai mitra strategis dalam mengelola blok migas di wilayah perairan Aceh yang berada di luar batas 12 mil laut. Hal ini dinilai penting untuk optimalisasi potensi migas Aceh secara menyeluruh.
Sebagai lembaga pemerintah di bawah Kementerian ESDM, BPMA memiliki tugas pokok melaksanakan, mengendalikan, dan mengawasi kontrak kerja sama kegiatan usaha hulu migas di darat dan perairan Aceh hingga 12 mil laut. Dengan keterlibatan dalam pengelolaan blok migas di atas 12 mil, BPMA berharap dapat memperluas cakupan pengawasan dan pengelolaan sumber daya alam migas Aceh secara lebih komprehensif.
Peran Aktif BPMA dalam Pengelolaan Migas Aceh
Nasri Djalal menekankan pentingnya peran aktif BPMA dalam pengelolaan blok migas di Aceh, baik di wilayah pantai timur utara maupun barat selatan. Ia mencontohkan percepatan alih kelola Blok Rantau dan kegiatan eksplorasi di blok Conrad di pantai barat selatan Aceh sebagai area yang membutuhkan perhatian khusus.
Lebih lanjut, Nasri berharap agar BPMA dapat berkontribusi signifikan dalam meningkatkan produksi migas di Aceh. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri ESDM yang mendorong seluruh pihak untuk bekerja keras dan inovatif dalam meningkatkan produksi serta mengakselerasi kebijakan pengelolaan hulu migas, khususnya di Aceh.
Silaturahmi tersebut juga diharapkan dapat memperkuat hubungan kerja sama dan meningkatkan semangat kerja sama dalam pengelolaan migas di Aceh. Hal ini penting untuk mencapai target-target strategis di sektor energi dan hulu migas, khususnya dalam pengelolaan migas di Aceh.
Harapan untuk Peningkatan Produksi Migas Aceh
Keterlibatan BPMA dalam pengelolaan blok migas di atas 12 mil laut diharapkan dapat meningkatkan produksi migas di Aceh. Potensi sumber daya migas di wilayah tersebut masih cukup besar dan perlu dikelola secara optimal. Dengan pengalaman dan keahlian BPMA dalam pengelolaan migas di wilayah perairan Aceh hingga 12 mil laut, diharapkan pengelolaan migas di wilayah lepas pantai dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
Selain itu, keterlibatan BPMA juga dapat mempercepat proses alih kelola blok migas yang ada, seperti Blok Rantau. Proses alih kelola yang cepat dan efisien akan memberikan kepastian hukum dan investasi bagi para investor, sehingga dapat mendorong peningkatan produksi migas di Aceh.
Dengan dukungan dari Kementerian ESDM, diharapkan BPMA dapat menjalankan perannya secara optimal dalam pengelolaan migas di Aceh, baik di wilayah darat maupun lepas pantai. Hal ini penting untuk meningkatkan perekonomian Aceh dan kesejahteraan masyarakatnya.
Menteri ESDM telah menegaskan pentingnya kerja keras dan inovasi dalam meningkatkan produksi migas di Aceh. Hal ini menjadi tantangan bagi BPMA untuk terus meningkatkan kinerjanya dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencapai target produksi migas yang telah ditetapkan.
Kesimpulan
Permintaan BPMA untuk dilibatkan dalam pengelolaan blok migas di atas 12 mil laut merupakan langkah strategis untuk mengoptimalkan potensi migas Aceh secara menyeluruh. Kolaborasi antara BPMA dan SKK Migas, serta dukungan dari Kementerian ESDM, sangat penting untuk mewujudkan hal tersebut. Diharapkan, langkah ini dapat meningkatkan produksi migas, mempercepat alih kelola blok migas, dan meningkatkan perekonomian Aceh.