BPMA Sukses Lifting 93 Ribu Barel Kondensat Arun, Ekspor Perdana di 2025
Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) berhasil melakukan lifting perdana kondensat Arun di Wilayah Kerja B Aceh pada tahun 2025 dengan volume mencapai 93.000 barel, menandai tonggak penting bagi industri migas Aceh.

Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) berhasil melakukan lifting atau pengapalan kondensat perdana dari Wilayah Kerja (WK) B Aceh pada tahun 2025. Sebanyak 93.000 barel kondensat telah diekspor, menandai tonggak penting bagi industri migas Aceh. Proses pengapalan dilakukan menggunakan kapal MT Limerick Spirit dengan tujuan ekspor. Lifting ini dilaksanakan setelah proses produksi siap jual rampung.
Kegiatan lifting ini diawasi langsung oleh BPMA, dan berjalan lancar tanpa kendala berarti. Hal ini menunjukkan kesiapan dan profesionalisme tim BPMA dalam mengelola sumber daya migas Aceh. Keberhasilan ini juga merupakan bukti nyata komitmen BPMA dalam meningkatkan pendapatan negara dari sektor migas.
Lifting kondensat Arun ini memiliki makna strategis bagi perekonomian Aceh dan Indonesia. Ekspor perdana ini diharapkan dapat meningkatkan devisa negara dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah. Keberhasilan ini juga menjadi bukti nyata potensi besar sumber daya migas di Aceh yang perlu terus dikelola dan dikembangkan secara berkelanjutan.
Lifting Perdana Kondensat Arun: Sukses Ekspor 93.000 Barel
Pengawas Lifting BPMA, Irfansyah, menyatakan bahwa proses pengapalan kondensat Arun dengan volume 95.595,96 barel (sesuai rencana lifting) berjalan lancar. Kapal MT Limerick Spirit menjadi armada yang digunakan untuk mengangkut kondensat tersebut ke luar negeri. Angka ini mendekati target lifting yang telah ditetapkan, menunjukkan efisiensi dan efektivitas operasional BPMA.
Deputi Operasi BPMA, Muhammad Mulyawan, menambahkan bahwa pemuatan kondensat dilakukan pada tanggal 24-25 Maret 2025. Lifting ini merupakan yang kedua dari tujuh kargo yang direncanakan untuk seluruh WK Aceh sepanjang tahun 2025. Hal ini menunjukkan bahwa BPMA memiliki rencana produksi yang terukur dan terencana dengan baik.
Mulyawan juga menjelaskan bahwa lifting kondensat dibagi menjadi dua skema: domestik untuk Blok A dengan skema komersialisasi election not to take in kind (ENTIK), dan lifting ekspor untuk Blok B dengan skema komersialisasi in kind. Perbedaan skema ini disesuaikan dengan kebutuhan dan regulasi yang berlaku.
BPMA juga mengubah skema monetisasi minyak mentah dan/atau kondensat bagian negara (MMKBN) Blok B Tahun 2025. Sebelumnya menggunakan ENTIK tujuan ekspor, kini diubah menjadi in kind untuk memenuhi kebutuhan migas nasional sesuai arahan Menteri ESDM. Perubahan ini menunjukkan fleksibilitas BPMA dalam menyesuaikan strategi sesuai kebutuhan.
Dukungan Stakeholder Kunci Keberhasilan Lifting
Wakil Kepala BPMA, Nizar Saputra, menyampaikan apresiasi kepada tim lifting atas kinerja dan profesionalisme mereka. "Alhamdulillah, terima kasih kepada tim lifting yang sudah memastikan seluruh tahapan sesuai prosedur dan mengutamakan keselamatan," ujarnya. Hal ini menekankan pentingnya keselamatan kerja dalam setiap proses operasional migas.
BPMA berharap dukungan dan doa dari seluruh pemangku kepentingan di Aceh agar proses lifting selanjutnya dapat berjalan aman, lancar, dan tepat waktu. Kolaborasi yang baik antar stakeholder menjadi kunci keberhasilan dalam pengelolaan sumber daya migas.
Nizar juga mengucapkan terima kasih kepada Pema Global Energi (PGE), Medco E&P Malaka, PHE NSO, dan seluruh stakeholder atas kolaborasi yang telah terjalin dengan baik. Kerjasama yang sinergis ini sangat penting dalam menunjang keberhasilan lifting kondensat Arun.
Lifting kondensat ini merupakan bagian krusial dalam industri hulu migas untuk menjamin pendapatan negara. Kegiatan ini juga telah ditargetkan dalam work program and budget (WP&B) 2025 dan APBN 2025, menunjukkan perencanaan yang matang dan terintegrasi dengan program pemerintah.
Keberhasilan lifting kondensat Arun ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi BPMA untuk terus meningkatkan kinerja dan berkontribusi bagi perekonomian Aceh dan Indonesia. BPMA berkomitmen untuk terus mengelola sumber daya migas Aceh secara optimal dan berkelanjutan.