BRIN Bidik Komersialisasi Daur Ulang Plastik Pakai Teknologi Nuklir di 2027
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berencana mengkomersialkan teknologi daur ulang plastik menggunakan tenaga nuklir pada tahun 2027, hasil kolaborasi dengan IAEA dalam proyek RAS1031.

Jakarta, 17 Februari 2024 - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memasang target ambisius: mengkomersialkan teknologi daur ulang sampah plastik menggunakan tenaga nuklir pada tahun 2027. Kolaborasi dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) lewat proyek riset bersama RAS1031, Nuclear Technology for Controlling Plastic Pollution (NUTEC Plastic), menjadi kunci keberhasilan rencana ini.
Kerja Sama BRIN dan IAEA
Kerja sama ini telah memasuki tahap kedua (phase 2) dan diproyeksikan rampung pada tahun 2025. Anugerah Widiyanto, Plt. Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, menegaskan bahwa tujuan utamanya adalah komersialisasi teknologi ini. "Hari ini adalah phase 2 dari proyek RAS 1031 yang rencananya akan selesai di tahun 2025. Ultimate goal-nya memang ke arah komersialisasi," ujar Anugerah dalam keterangannya di Jakarta.
Teknologi ini saat ini telah mencapai Tingkat Kesiapan Teknologi (TRL) 5. Targetnya, pada tahun 2027, teknologi ini akan mencapai TRL 7, sehingga siap untuk dikomersialkan. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri BRIN, Tita Puspitasari.
Compatibilizer dari Sampah Plastik
Salah satu hasil riset yang menjanjikan adalah pengembangan compatibilizer dari sampah plastik. Compatibilizer merupakan bahan penting dalam industri komposit plastik, berfungsi untuk menciptakan campuran yang homogen. "Compatibilizer ini biasa digunakan di industri komposit, karena komposit itu membutuhkan suatu bahan yang sangat esensial itu compatibilizer, agar campuran itu menjadi homogen. Uniknya, compatibilizer yang kita develop ini juga bisa di-create dari sampah plastik tadi," jelas Tita.
Pengembangan compatibilizer dari sampah plastik ini sangat signifikan karena komponen ini menyumbang hingga 30 persen biaya produksi komposit plastik. Penggunaan compatibilizer dari sampah plastik akan mensubstitusi bahan kimia konvensional, menambah nilai (added value) dan mendorong proses upcycling—mengubah material bernilai rendah (sampah) menjadi produk bernilai tinggi.
Solusi Ramah Lingkungan
Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN, Syaiful Bakhri, menekankan bahwa inovasi ini merupakan upaya untuk mendegradasi sampah plastik menjadi sesuatu yang baru, bernilai jual, dan ramah lingkungan. "Sehingga, plastik-plastik sampah itu nanti bisa kita kurangin. Tidak hanya ke landfill (TPU), tetapi nanti bisa dipakai, nanti dibuat untuk komponen-komponen lain," kata Syaiful Bakhri.
Inovasi ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan sampah plastik yang semakin mengkhawatirkan. Dengan memanfaatkan teknologi nuklir, BRIN berupaya untuk menciptakan solusi yang inovatif dan berkelanjutan untuk pengelolaan sampah plastik di Indonesia. Target komersialisasi pada tahun 2027 menjadi bukti komitmen BRIN dalam mengembangkan teknologi ramah lingkungan dan berdampak ekonomi.
Langkah Menuju Komersialisasi
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan BRIN adalah meningkatkan Tingkat Kesiapan Teknologi (TRL) hingga mencapai level 7. Setelah itu, BRIN akan fokus pada pengembangan skala produksi dan mencari mitra industri untuk mendukung proses komersialisasi. Suksesnya komersialisasi teknologi ini akan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan perekonomian Indonesia, sekaligus menjadi contoh nyata penerapan teknologi nuklir untuk solusi permasalahan lingkungan.