Buku "Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah": Edukasi Publik tentang Bahaya Radikalisme
BNPT luncurkan buku "Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah" sebagai alat edukasi publik untuk memahami bahaya radikalisme dan terorisme, serta mendukung implementasi RAN PE.

Buku "Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah" diluncurkan di Jakarta pada Kamis, 27 Februari 2024 oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Buku ini, menurut Kepala BNPT Komjen Pol. Eddy Hartono, bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya anak muda, tentang bahaya paham radikalisme dan terorisme. Peluncuran buku ini juga diiringi dengan pemutaran film "Road to Silence". Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya strategis dalam menanggulangi ancaman terorisme di Indonesia.
Komjen Pol. Eddy Hartono menjelaskan bahwa buku tersebut menawarkan narasi alternatif yang mampu memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang bahaya radikalisme. Buku ini diharapkan menjadi sarana edukasi bagi semua kalangan usia, memberikan pemahaman yang lebih baik tentang ancaman terorisme dan pentingnya menjaga perdamaian. Kepala BNPT juga menekankan bahwa buku ini sejalan dengan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE).
Penulis buku, Noor Huda Ismail, pimpinan komunitas Ruangobrol.id, menambahkan bahwa buku dan film "Road to Silence" merupakan alat komunikasi strategis dalam pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan. Ia menjelaskan bahwa inisiatif ini mendukung keberlanjutan RAN PE 2025-2029, sebuah program kolaboratif antara pemerintah dan organisasi non-pemerintah. Huda juga mengungkapkan perannya dalam mendesain RAN PE BNPT, khususnya terkait strategi komunikasi dalam pencegahan radikalisme dan terorisme, dengan menekankan pentingnya transmedia storytelling seperti film dan buku.
Mengenal Isi Buku dan Tantangannya
Buku "Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah" memberikan gambaran detail tentang latar belakang warga negara Indonesia (WNI) yang terlibat dalam konflik Suriah. Noor Huda Ismail menjelaskan bahwa fenomena WNI yang terafiliasi dengan konflik Suriah, terutama perempuan dan anak-anak, merupakan tantangan global yang kompleks, terutama setelah runtuhnya ISIS dan potensi kebangkitan kembali organisasi tersebut. ISIS, menurut Huda, menggunakan propaganda daring dan luring untuk merekrut sukarelawan dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Buku ini menyoroti ratusan WNI yang masih tertahan di kamp pengungsian di Suriah. Mereka menghadapi dilema kepulangan, baik melalui repatriasi pemerintah Indonesia atau upaya mandiri. Huda menekankan bahwa kepulangan tanpa pengawasan yang ketat berisiko meningkatkan ancaman keamanan di dalam negeri. Selain itu, stigma yang melekat pada WNI yang pernah terlibat konflik Suriah juga menjadi tantangan dalam proses reintegrasi sosial mereka.
Buku ini juga membahas strategi komunikasi yang efektif dalam melawan propaganda terorisme. Dengan menyajikan narasi alternatif, buku ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dan melawan narasi-narasi radikal yang menyesatkan. Hal ini sejalan dengan upaya BNPT dalam membangun literasi masyarakat dan meningkatkan kesadaran akan bahaya terorisme.
Strategi Komunikasi dalam Penanggulangan Terorisme
BNPT menyadari pentingnya strategi komunikasi yang efektif dalam melawan paham radikalisme dan terorisme. Buku "Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah" merupakan salah satu contoh nyata dari strategi tersebut. Dengan menggabungkan pendekatan edukasi dan narasi alternatif, buku ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan terorisme di Indonesia. Kolaborasi antara BNPT dengan berbagai pihak, termasuk penulis dan komunitas Ruangobrol.id, menunjukkan komitmen untuk mengatasi masalah ini secara komprehensif.
Melalui pendekatan transmedia storytelling, BNPT berupaya untuk menjangkau masyarakat luas, khususnya generasi muda, dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami. Buku ini diharapkan dapat menjadi bahan diskusi dan pembelajaran bagi masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme. Upaya ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas dalam membangun ketahanan masyarakat terhadap ideologi radikal.
Buku ini juga menekankan pentingnya peran keluarga dan masyarakat dalam mencegah radikalisme. Dengan meningkatkan literasi dan pemahaman masyarakat, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih kondusif dan mampu menolak paham-paham radikal yang dapat mengancam keamanan dan persatuan bangsa. Upaya pencegahan terorisme tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.
Kesimpulannya, peluncuran buku "Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah" merupakan langkah strategis BNPT dalam upaya pencegahan dan penanggulangan terorisme. Buku ini diharapkan dapat menjadi sarana edukasi yang efektif bagi masyarakat dan mendukung keberlanjutan program RAN PE dalam menciptakan Indonesia yang aman dan damai.