Bulog Kediri: Serap Gabah Terbanyak di Jatim, Antisipasi Puncak Panen Raya
Bulog Cabang Kediri mencatatkan serapan gabah dan beras terbanyak di Jawa Timur, mencapai 33.600 ton setara GKP, guna menghadapi puncak panen dan memastikan stabilitas harga.

Bulog Cabang Kediri berhasil menyerap gabah dan beras petani sebanyak 33.600 ton setara Gabah Kering Panen (GKP) atau 16.800 ton setara beras. Capaian ini menjadikan Bulog Kediri sebagai penyerap gabah dan beras terbanyak di Jawa Timur. Penyerapan dilakukan untuk mengantisipasi puncak panen pada akhir Maret 2025 dan menjaga stabilitas harga beras di pasaran. Hal ini disampaikan oleh Pemimpin Perum Bulog Kantor Cabang Kediri, Imam Mahdi, dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Jumat.
Imam Mahdi menjelaskan bahwa setiap harinya, Bulog Kediri menyerap lebih dari 1.500 ton GKP. Keberhasilan ini tak lepas dari komunikasi yang baik dengan berbagai pihak terkait, termasuk petani dan pemerintah daerah. Ia membantah isu yang beredar mengenai ketidakmauan Bulog Kediri menyerap gabah petani. "Harapan kami, kita semua dapat bersama-sama menjalankan amanat pemerintah dengan baik," ujarnya.
Strategi kolaborasi dengan TNI dan Pemerintah Daerah menjadi kunci keberhasilan Bulog Kediri. Kolaborasi ini diwujudkan dalam bentuk penjadwalan prioritas panen. Dengan penjadwalan yang tepat, Bulog dapat memproses gabah di pengeringan sesuai dengan umur panen ideal. Hal ini penting untuk mencegah penurunan kualitas gabah atau beras akibat panen yang terlambat atau terlalu cepat, terutama mengingat intensitas hujan yang tinggi di musim panen.
Strategi Jitu Bulog Kediri Hadapi Puncak Panen
Bulog Kancab Kediri telah membentuk 18 Tim Jemput Gabah yang bertugas menjemput hasil panen petani langsung di titik panen. Pembayaran dilakukan secara tunai. Imam Mahdi menyatakan bahwa capaian Bulog Kediri telah melampaui target yang ditetapkan dan penyerapan gabah akan terus dilakukan di wilayah kerjanya yang meliputi Kabupaten Kediri, Kota Kediri, dan Kabupaten Nganjuk.
Kapasitas pengeringan di Kediri mencapai 450 ton per hari. Strategi penjadwalan panen menjadi upaya untuk mengakomodir jumlah produksi gabah yang melimpah di puncak panen. Berdasarkan data Dinas Pertanian Kediri, total produksi gabah dapat mencapai 5.600 ton per hari pada puncak panen Maret hingga April 2025.
Sistem penjemputan gabah langsung di lokasi panen dan pembayaran tunai terbukti efektif dan efisien. Hal ini memberikan kepastian bagi petani dan mendorong mereka untuk bekerja sama dengan Bulog. Dengan demikian, Bulog Kediri berhasil mengamankan pasokan beras dan menjaga stabilitas harga di pasaran.
Kolaborasi dan Antisipasi Cuaca
Kolaborasi yang terjalin antara Bulog Kediri, TNI, dan Pemerintah Daerah merupakan kunci keberhasilan dalam penyerapan gabah. Kerja sama ini memungkinkan perencanaan dan pelaksanaan panen yang terkoordinasi dengan baik. Dengan demikian, potensi kerugian akibat cuaca buruk dapat diminimalisir.
Penjadwalan panen yang tepat juga membantu Bulog dalam mengoptimalkan kapasitas pengeringan yang tersedia. Hal ini memastikan kualitas gabah tetap terjaga meskipun musim panen bertepatan dengan musim hujan.
Keberhasilan Bulog Kediri dalam menyerap gabah dan beras petani menjadi contoh yang baik bagi daerah lain dalam menghadapi puncak panen. Strategi yang terencana dan kolaborasi yang kuat merupakan kunci keberhasilan dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan beras.
Dengan kapasitas pengeringan yang memadai dan strategi jemput bola, Bulog Kediri berhasil mengatasi tantangan musim panen dan memastikan petani mendapatkan harga yang layak untuk hasil panen mereka. Komitmen Bulog Kediri untuk menyerap gabah petani secara maksimal menunjukkan peran penting BUMN dalam menstabilkan harga pangan di Indonesia.
Ke depan, diharapkan sinergi antara Bulog, petani, dan pemerintah daerah dapat terus ditingkatkan untuk memastikan keberhasilan penyerapan gabah dan beras di masa mendatang. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras bagi masyarakat Indonesia.