Bulog Kediri Bentuk Tim Khusus Jemput Gabah Petani, Antisipasi Puncak Panen Raya 2025
Bulog Kediri membentuk 18 tim untuk menjemput gabah petani langsung di lokasi panen guna memastikan penyerapan optimal saat puncak panen raya 2025, sekaligus menjaga kualitas gabah.

Bulog Cabang Kediri, Jawa Timur, mengambil langkah proaktif menghadapi puncak panen raya tahun 2025 dengan membentuk tim khusus penjemput gabah. Langkah ini bertujuan untuk memastikan penyerapan gabah petani secara optimal dan mencegah potensi kerugian akibat kerusakan hasil panen. Pembentukan tim ini diumumkan pada Kamis, 20 Maret 2025, di Kediri.
Pemimpin Cabang Perum Bulog Kantor Cabang Kediri, Imam Mahdi, menjelaskan bahwa sebanyak 18 tim telah dibentuk. Setiap tim bertugas untuk menjemput gabah langsung dari lokasi panen petani di Kabupaten/Kota Kediri dan Kabupaten Nganjuk. Sistem pembayaran dilakukan secara tunai kepada petani, sehingga mempermudah transaksi dan mempercepat proses penyerapan.
Inisiatif ini diyakini mampu meningkatkan efisiensi penyerapan gabah. Bulog Kediri menargetkan penyerapan lebih dari 1.500 ton gabah kering panen (GKP) setiap harinya. Hal ini menunjukkan keseriusan Bulog dalam mendukung petani dan menjaga stabilitas pasokan beras nasional.
Tim Penjemput Gabah Bulog Kediri: Solusi Cepat dan Efektif
Dengan adanya tim penjemput gabah, Bulog Kediri berharap dapat mengatasi tantangan dalam penyerapan gabah saat puncak panen. Sistem ini dinilai lebih efektif dibandingkan sistem konvensional, karena dapat langsung menjangkau petani di lokasi panen.
Imam Mahdi menambahkan bahwa kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk TNI, pemerintah daerah, dan Dinas Pertanian melalui penyuluh pertanian lapangan (PPL), sangat penting untuk memastikan pengawasan dan kelancaran proses panen. Kolaborasi ini juga membantu dalam hal koordinasi dan penjadwalan panen.
Hingga saat ini, Bulog Kediri telah menyerap 33.600 ton GKP atau setara dengan 16.800 ton beras. Jumlah ini merupakan yang tertinggi di Jawa Timur, menunjukkan kinerja Bulog Kediri yang sangat baik dalam menyerap hasil panen petani.
Antisipasi Puncak Panen dan Kualitas Gabah
Puncak panen di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Kediri, diperkirakan akan terjadi pada akhir Maret 2025. Bulog Kediri telah mempersiapkan kapasitas pengeringan hingga 450 ton GKP per hari. Namun, produksi gabah diperkirakan mencapai 5.600 ton per hari pada puncak panen (Maret-April 2025).
Perbedaan kapasitas pengeringan dan jumlah produksi gabah menjadi tantangan tersendiri. Untuk mengatasinya, Bulog Kediri mengupayakan penjadwalan panen agar proses pengeringan dapat berjalan optimal dan mencegah kerusakan gabah akibat penundaan. Intensitas hujan yang tinggi juga menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan.
Bulog Kediri juga berupaya menambah kapasitas pengeringan dengan menambah dryer atau alat pengering. Hal ini dilakukan untuk memastikan seluruh gabah petani dapat diproses dengan baik dan mencegah kerugian akibat kerusakan.
Komunikasi intensif dengan petani menjadi kunci keberhasilan program ini. Petani diimbau untuk menjadwalkan panen mereka agar proses pengeringan dapat dilakukan secara efisien dan mencegah kerusakan gabah akibat cuaca buruk. Dengan demikian, kualitas gabah dapat terjaga dengan baik.
"Salah satu langkah yang bisa kami lakukan adalah penjadwalan panen oleh petani. Tujuannya adalah setiap petani panen harus langsung diproses di pengeringan karena jika ditunda maka potensi gabah menjadi rusak," jelas Imam Mahdi.
Dengan strategi yang komprehensif ini, Bulog Kediri optimis dapat menyerap gabah petani secara maksimal dan menjaga stabilitas harga beras di pasaran.