Bulog Optimalkan SPP Sragen, Serap Gabah Petani hingga 120 Ton per Siklus
Perum Bulog memaksimalkan operasional SPP Sragen hingga 120 ton gabah per siklus selama puncak panen untuk menyerap gabah petani dan memperkuat cadangan beras pemerintah.

Sragen, Jawa Tengah, 22 Maret 2025 - Perum Bulog tengah mengoptimalkan Sentra Penggilingan Padi (SPP) Sragen untuk menyerap gabah petani selama puncak panen. SPP Sragen, salah satu dari 10 SPP Bulog di Indonesia, kini mampu mengolah hingga 120 ton gabah per siklus, sebuah upaya untuk memperkuat cadangan beras pemerintah (CBP) dan menunjang program swasembada pangan nasional. General Manager Unit Bisnis Industri Bulog, Andy Nugroho, menjelaskan langkah-langkah yang diambil untuk mencapai hal ini.
Operasional SPP Sragen dimaksimalkan dengan sistem dua hingga tiga shift kerja. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi peningkatan jumlah gabah yang masuk selama panen raya di wilayah Solo Raya. "Kapasitas pengeringan kita di SPP Sragen ada 120 ton per siklus, dan untuk penggilingan 6 ton per jam," jelas Andy dalam keterangannya di Sragen, Sabtu lalu. Proses pengolahan gabah di SPP Sragen meliputi pemeriksaan kualitas, pengeringan, dan penggilingan menjadi beras medium yang kemudian disalurkan ke gudang-gudang Bulog Cabang Surakarta.
Bulog cabang Surakarta telah aktif membeli gabah petani di wilayah Solo Raya sejak Februari 2025 dengan harga Rp6.500 per kilogram sesuai ketentuan pemerintah. Wilayah Solo Raya, yang meliputi Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten, sedang mengalami panen raya, sehingga SPP Sragen memiliki peran krusial dalam menyerap hasil panen petani secara optimal. Andy Nugroho menekankan bahwa upaya ini diharapkan dapat mendukung program swasembada pangan dan meningkatkan ketahanan pangan nasional.
SPP Sragen: Jantung Pengolahan Gabah di Solo Raya
SPP Sragen memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas harga gabah dan beras di wilayah Solo Raya. Dengan kapasitas pengolahan yang besar, SPP Sragen mampu mengolah gabah menjadi beras dengan berbagai kualitas, baik medium maupun premium, sesuai kebutuhan pasar. Proses pengolahan yang modern dan efisien memastikan kualitas beras yang dihasilkan tetap terjaga. Selain itu, penggunaan teknologi pengeringan terbaru yang mampu mengeringkan gabah dalam waktu 24-48 jam juga meningkatkan efisiensi operasional.
Bulog tidak hanya mengandalkan SPP Sragen, tetapi juga bermitra dengan penggilingan swasta. Kolaborasi ini dilakukan untuk mempercepat proses pengolahan gabah dan memastikan penyerapan gabah petani berjalan lancar. Hingga saat ini, SPP Sragen telah mengolah sekitar 2.000 ton gabah, sedangkan Bulog Cabang Surakarta telah menyerap sekitar 5.000 ton gabah dari seluruh wilayah Solo Raya. Penyerapan gabah dilakukan melalui dua skema, yaitu jemput bola dan kerja sama dengan mitra maklon.
Wakil Pemimpin Cabang Bulog Surakarta, Dicky Yusfarino, menjelaskan bahwa Bulog Surakarta memiliki kapasitas pengeringan sekitar 600 ton per hari dari seluruh penggilingan di wilayah Solo Raya, dengan 120 ton di antaranya berasal dari SPP Sragen. Hal ini menunjukkan komitmen Bulog dalam mendukung petani dan menjaga stabilitas pasokan beras di Indonesia.
Bulog berkomitmen untuk terus meningkatkan penyerapan gabah dari petani dengan harga yang pantas. Dengan memaksimalkan kapasitas SPP Sragen dan berkolaborasi dengan mitra, Bulog berupaya untuk memastikan ketersediaan beras di pasaran dan menjamin ketahanan pangan nasional.
Teknologi dan Efisiensi di SPP Sragen
- Penggunaan teknologi dryer terbaru untuk pengeringan gabah, mampu mengeringkan dalam waktu 24-48 jam.
- Kapasitas pengeringan 120 ton per siklus.
- Kapasitas penggilingan 6 ton per jam.
- Sistem kerja dua hingga tiga shift untuk memaksimalkan operasional selama panen raya.
Dengan optimalisasi SPP Sragen dan kerja sama dengan mitra, Bulog berupaya untuk memastikan penyerapan gabah petani berjalan lancar dan efektif, sehingga mendukung program ketahanan pangan nasional.