Serapan GKP Maksimal Stabilkan Harga Gabah di Sumut, Kata Pengamat
Pengamat ekonomi menilai penyerapan gabah kering panen (GKP) secara maksimal oleh Bulog Sumut dapat menstabilkan harga gabah di tengah musim panen raya di sejumlah daerah di Sumatera Utara.
![Serapan GKP Maksimal Stabilkan Harga Gabah di Sumut, Kata Pengamat](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/09/210044.722-serapan-gkp-maksimal-stabilkan-harga-gabah-di-sumut-kata-pengamat-1.jpg)
Medan, 9 Februari 2024 - Musim panen raya di Sumatera Utara (Sumut) menjadi sorotan. Gunawan Benjamin, pengamat ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), menekankan pentingnya penyerapan gabah kering panen (GKP) secara maksimal untuk menstabilkan harga gabah di pasaran. Menurutnya, langkah ini krusial untuk melindungi petani dan menjaga ketersediaan beras nasional.
Peran Bulog Sumut dalam Menstabilkan Harga Gabah
Gunawan menjelaskan bahwa Bulog Sumut memiliki peran vital dalam menyerap GKP dari petani. Ia mendorong Bulog untuk memaksimalkan upaya penyerapan, terutama di sentra-sentra produksi padi seperti Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, dan Tapanuli. "Bulog Sumut perlu maksimalkan dalam menyerap gabah milik petani dalam memasuki musim panen di Sumut," tegas Gunawan.
Lebih lanjut, Gunawan memperkirakan sekitar 800.000 ton gabah akan dihasilkan selama musim panen Februari ini. Angka ini berpotensi lebih tinggi jika mempertimbangkan GKP yang dipanen secara manual, yang umumnya lebih murah harganya. Ia mencatat harga GKP yang dipanen secara manual berkisar Rp5.800 per kilogram, sementara GKP hasil panen mesin mencapai Rp6.000 per kilogram.
Keterlibatan kilang swasta juga dinilai penting. "Jadi kalau GKP yang diserap di harga Rp6.500 adalah GKP dari hasil panen manual maka besaran harga GKP dari mesin otomatis akan lebih tinggi, dan akan lebih tinggi jika kilang swasta juga menyerap gabah ke petani," jelasnya. Dengan demikian, penyerapan GKP yang optimal dapat memberikan dampak positif bagi petani.
Strategi Optimal Penyerapan GKP
Gunawan menyarankan Bulog Sumut untuk fokus menyerap gabah, bukan beras. Gabah memiliki daya simpan lebih lama, sehingga lebih efektif untuk menjaga stok cadangan beras. "Harapan ke depan Bulog lebih maksimal dalam menyerap gabah petani, maka akan terlihat berapa stok cadangan beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," ucapnya. Penyerapan gabah ini menjadi upaya strategis untuk meningkatkan stok beras nasional dan menjamin ketersediaan pangan.
Target penyerapan Bulog Sumut sendiri cukup signifikan. Mereka menargetkan penyerapan 12.000 ton GKP (setara 6.000 ton beras) hingga April 2025. Rinciannya, KC Medan 1.500 ton, KC Asahan 3.500 ton, dan KC Pematangsiantar 1.000 ton. Keberhasilan pencapaian target ini akan sangat berpengaruh pada stabilitas harga dan ketersediaan beras di Sumut.
Kesimpulan
Kesimpulannya, upaya maksimal dalam penyerapan GKP oleh Bulog Sumut dan kilang swasta sangat penting untuk menstabilkan harga gabah dan beras di pasaran. Hal ini akan berdampak positif bagi petani dan menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat. Pemantauan dan evaluasi berkelanjutan terhadap proses penyerapan GKP juga diperlukan untuk memastikan efektivitas program ini.