Bulog Pastikan Serapan Gabah Petani Optimal: Harga Beli Sesuai HPP
Bulog memastikan serapan gabah petani di Jawa Timur optimal sesuai HPP Rp6.500 per kg, mendukung swasembada pangan nasional dan memanfaatkan pupuk organik.

Direktur SDM dan Umum Perum Bulog, Sudarsono Hardjosoekarto, memastikan serapan gabah petani di Jawa Timur berjalan optimal sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram untuk Gabah Kering Panen (GKP). Hal ini disampaikan dalam kegiatan Panen Raya Padi Serentak di Ngawi, Jawa Timur, Senin, 7 April 2024, yang melibatkan 37 kabupaten/kota dengan total luas panen mencapai 5.500 hektare. Kegiatan ini merupakan upaya pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.
Sudarsono menyatakan, "Ini sangat menggembirakan, khususnya di Ngawi. Dengan kadar air gabah rata-rata 25 persen, kualitas hasil panen tahun ini dinilai sangat baik. Petani juga mendapatkan harga beli sesuai dengan HPP Rp6.500 per kilogram sesuai instruksi Presiden. Ini pasti nanti rendemenya juga bagus."
Selain harga yang sesuai HPP, peningkatan penggunaan pupuk organik oleh petani Ngawi juga menjadi faktor pendukung. Meskipun hasilnya belum maksimal di awal penerapan, diperkirakan produktivitas akan meningkat di masa mendatang, sehingga semakin mengoptimalkan serapan gabah oleh Bulog. Sudarsono menambahkan, "Baru di tahun kedua dan seterusnya itu makin subur, produksinya makin tinggi. Nah, ini luar biasa, bisa juga akan menjadi contoh nasional."
Serapan Gabah di Jawa Timur dan Dukungan Swasembada Pangan
Jawa Timur memegang peran strategis dalam program swasembada pangan nasional. Sampai 7 April 2024, dari target 593 ribu ton gabah, Bulog telah menyerap 152 ribu ton atau 25 persen. Capaian ini sejalan dengan capaian nasional. Pimpinan Wilayah Bulog Jatim, Langgeng Wisnu A, memastikan kapasitas gudang Bulog di Jawa Timur masih aman untuk menampung hasil serapan gabah petani. Jika penuh, gabah akan dipindahkan ke wilayah defisit, seperti Indonesia Timur. Langgeng menyatakan, "Aman, kami juga disupport oleh kantor pusat untuk memindahkan barang, karena memang kita Jawa Timur kan surplus, kita pindahkan ke daerah-daerah defisit mungkin ke Indonesia Timur."
Bulog juga berupaya mempermudah akses petani, terutama dalam hal ongkos angkut dari sawah ke jalan utama. Penggunaan mesin panen modern seperti combine harvester juga terbukti efektif menjaga kualitas gabah. Hal ini menunjukkan komitmen Bulog dalam mendukung petani dan memastikan keberhasilan program swasembada pangan.
Panen raya serentak di Jawa Timur ini tidak hanya membanggakan Jawa Timur, tetapi juga menjadi inspirasi nasional untuk memperkuat ketahanan pangan Indonesia. Jawa Timur mencatat luas panen sebesar 1.616.985 hektare dengan produktivitas mencapai 5,73 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektare pada tahun 2024, menghasilkan 9.270.435 ton GKG atau setara dengan 5.352.936 ton beras. Pencapaian ini menempatkan Jawa Timur sebagai salah satu provinsi dengan produksi padi tertinggi nasional, menyumbang 17,44 persen terhadap produksi padi nasional.
Partisipasi dalam Panen Raya
Panen raya serentak tersebut dihadiri oleh berbagai pejabat penting, termasuk Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Direktur SDM dan Umum Perum Bulog Sudarsono Hardjosoekarto, Dewan Pengawas Perum Bulog Frans BM Dabukke, dan Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Jatim Langgeng Wisnu A. Turut hadir pula Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin, Plt Kajati Jatim Setiawan Budi Cahyono, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, dan Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan RI Rachmat.
Kehadiran pejabat-pejabat tersebut menunjukkan dukungan penuh pemerintah terhadap program swasembada pangan dan keberhasilan panen raya di Jawa Timur. Komitmen bersama ini diharapkan dapat terus mendorong peningkatan produksi dan kesejahteraan petani di Indonesia.
Secara keseluruhan, keberhasilan serapan gabah di Jawa Timur sesuai HPP menjadi bukti nyata komitmen Bulog dalam mendukung program swasembada pangan nasional. Dukungan pemerintah, inovasi teknologi, dan peran aktif petani menjadi kunci keberhasilan ini. Semoga keberhasilan ini dapat menginspirasi daerah lain untuk meningkatkan produksi pangan dan ketahanan pangan nasional.