Jateng Jadi Contoh Industri Pengolahan Padi Nasional, Wamentan Puji Kinerja Bulog
Wakil Menteri Pertanian menyebut Jawa Tengah sebagai contoh industri pengolahan padi nasional berkat kualitas beras yang baik dan penyerapan efektif oleh Bulog, serta mendorong peningkatan indeks pertanaman.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menyatakan bahwa Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menjadi contoh bagi industri pengolahan padi nasional dalam menjaga ketahanan dan mencapai swasembada pangan. Pernyataan ini disampaikan seusai mengikuti Rapat Koordinasi Kementan dan Pemprov Jateng di Semarang pada Sabtu lalu. Keberhasilan Jateng ini ditandai dengan kualitas beras yang tinggi dan penyerapan gabah yang efektif oleh Bulog.
Wamentan Sudaryono, atau yang akrab disapa Mas Dar, mengapresiasi kualitas beras Jateng yang lebih baik. Ia menilai hal ini didukung oleh komunikasi yang efektif antara petani dan Bulog, yang langsung turun ke lapangan untuk menyerap hasil panen. "Kualitas beras di Jateng saya kira memang lebih bagus karena orang-orangnya lebih mudah berkomunikasi, dan Bulog juga langsung turun. Saya kira Jawa Tengah menjadi percontohan industri perpadian," ujar Wamentan.
Meskipun luas baku sawah Jateng lebih kecil dibandingkan Jawa Barat, pemerintah berupaya meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari dua kali panen menjadi tiga kali panen per tahun. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Jateng, meskipun lahannya terbatas. Pemerintah berkomitmen untuk mencapai target tersebut melalui berbagai strategi dan program pendukung.
Infrastruktur Irigasi dan Serapan Gabah
Pemerintah tengah fokus memperbaiki infrastruktur irigasi dengan mengalokasikan anggaran Rp12 triliun untuk mengairi sekitar 2 juta hektare lahan pertanian. Wamentan menekankan pentingnya irigasi yang memadai karena ketersediaan air sangat krusial bagi pertanian. "Irigasi menjadi perhatian utama karena kan kalau orang bertanam itu pasti butuh air. Yang jelas, Kementan ada alokasi irigasi totalnya Rp12 triliun. Hitungan kita 2 juta hektare lah. Dan Kita ingin irigasi beres semua," tuturnya.
Selain infrastruktur, serapan gabah sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) juga menjadi sorotan. Wamentan mengungkapkan kemajuan yang menggembirakan dalam pengadaan gabah panen di Jateng pada Maret 2025. Dari target 40 ribu ton per hari, realisasi pengadaan telah mencapai 31 ribu ton atau sekitar 80 persen.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari kinerja Bulog yang dinilai semakin responsif dan telah melakukan perbaikan signifikan dalam sistem kerjanya. Wamentan memberikan apresiasi atas peningkatan kinerja tersebut. Ia juga meminta agar kendala atau kekurangan dalam pengadaan gabah segera dilaporkan kepada pimpinan wilayah (Pinwil) atau langsung kepadanya untuk mendapatkan respons cepat.
Peningkatan Indeks Pertanaman dan Swasembada Pangan
Salah satu fokus utama pemerintah adalah meningkatkan indeks pertanaman (IP) di Jawa Tengah. Saat ini, IP di Jateng masih berada di angka dua kali panen per tahun. Namun, pemerintah menargetkan peningkatan menjadi tiga kali panen per tahun untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mendukung swasembada pangan nasional.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp12 triliun untuk perbaikan infrastruktur irigasi. Perbaikan irigasi ini diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan air untuk lahan pertanian, sehingga petani dapat melakukan penanaman lebih sering dan meningkatkan hasil panen.
Selain itu, pemerintah juga terus berupaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyerapan gabah oleh Bulog. Hal ini dilakukan untuk memastikan petani mendapatkan harga yang layak atas hasil panen mereka dan untuk menjaga stabilitas pasokan beras di pasaran.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, pemerintah optimistis bahwa Jawa Tengah dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan mencapai swasembada pangan.
Keberhasilan Jawa Tengah dalam pengelolaan sektor pertanian diharapkan dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia. Hal ini penting untuk menjaga ketahanan pangan nasional dan mewujudkan kesejahteraan petani.
Pemerintah akan terus mendukung pengembangan sektor pertanian di Jawa Tengah dan daerah lain melalui berbagai program dan kebijakan yang tepat sasaran.