Bulog Serap 10.000 Ton Jagung Petani Dompu, Harga Rp5.500 per Kg
Perum Bulog menyerap 10.000 ton jagung petani di Dompu, NTB, dengan harga Rp5.500 per kg, melalui koordinasi bersama Bhabinkamtibmas dan PPL.

Perum Bulog telah memulai penyerapan jagung dari petani lokal di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebanyak 10.000 ton jagung akan diserap dengan memanfaatkan tiga gudang yang disewa Bulog di wilayah tersebut. Penyerapan ini dimulai pada tanggal 2 Mei 2024 dan melibatkan kerjasama dengan aparat kepolisian dan penyuluh pertanian lapangan (PPL) untuk memastikan kelancaran proses.
Kepala Bulog Cabang Bima, Heri Sulistyo, menjelaskan bahwa proses penyerapan jagung dilakukan dengan memperhatikan kapasitas gudang yang tersedia. Tiga gudang sewa yang berlokasi di Lanci, Kecamatan Manggelewa; Lepadi, Kecamatan Pajo; dan Woja, telah disiapkan untuk menampung jagung hasil panen petani. Sistem penyerapan yang terorganisir ini bertujuan untuk menghindari penumpukan dan mempercepat proses pembayaran kepada petani.
Proses penyerapan jagung melibatkan koordinasi yang erat antara petani, Bulog, Bhabinkamtibmas, dan PPL. Petani yang ingin menjual jagungnya cukup melapor kepada Bhabinkamtibmas dan PPL setempat. Setelah itu, tim Bulog akan langsung datang ke lokasi untuk melakukan penyerapan sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan, yaitu Rp5.500 per kilogram.
Penyerapan Jagung dan Kerjasama dengan Aparat
Sistem penyerapan jagung yang diterapkan Bulog melibatkan peran aktif aparat kepolisian. Menurut Heri Sulistyo, "Aparat kepolisian yang mengatur alur jadwal pengiriman ke gudang, sehingga tidak terjadi antrian panjang sampai berhari-hari." Hal ini bertujuan untuk menciptakan proses yang efisien dan tertib, sehingga petani tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan pembayaran.
Bulog memastikan pembayaran kepada petani dilakukan setelah jagung diterima di gudang, tanpa ada pemotongan biaya. Biaya transportasi ditanggung oleh Bulog, sehingga petani menerima pembayaran sesuai HPP yang telah ditetapkan. Transparansi dan kemudahan akses ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan petani terhadap Bulog.
Untuk kelancaran proses, Bulog menekankan pentingnya koordinasi dengan Bhabinkamtibmas. Heri Sulistyo menyatakan, "Kami bermitra dengan kepolisian di desa/kelurahan dan sesuai hasil sosialisasi di Polres Dompu beberapa hari lalu, Bhabinkamtibmas melakukan sosialisasi ke petani desanya masing-masing." Kerjasama ini merupakan bagian penting dari strategi Bulog untuk memastikan penyerapan jagung berjalan lancar dan efektif.
Spesifikasi Jagung yang Diserap
Bulog hanya menerima jagung pipilan kering dengan spesifikasi tertentu. Jagung harus memiliki kadar air maksimal 14 persen, dikemas dalam karung seberat 70 kilogram, dan jahitan karung menggunakan mesin. Gapoktan yang memiliki mesin jahit karung dapat menjalin kerjasama dengan petani untuk memenuhi persyaratan ini.
Terkait keterlambatan penyerapan jagung sebelumnya, Heri Sulistyo menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Bulog membutuhkan waktu untuk menyiapkan gudang penampungan, sistem penyerapan di lapangan, dan menyamakan sistem pembelian serta kualitas jagung dengan para mitra. Proses persiapan ini penting untuk memastikan kelancaran dan keberhasilan program penyerapan jagung.
Dengan adanya kerjasama yang baik antara Bulog, pemerintah daerah, aparat kepolisian, dan petani, diharapkan program penyerapan jagung ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang signifikan bagi petani di Kabupaten Dompu. Sistem yang transparan dan efisien ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan menjamin ketersediaan jagung di pasar.