Pemkab Dompu Desak Bulog Optimalkan Serap Panen Raya Petani
Pemerintah Kabupaten Dompu meminta Bulog meningkatkan serapan hasil panen padi dan jagung petani di tengah keterbatasan anggaran dan kapasitas gudang, guna mencegah petani dirugikan oleh tengkulak.

Dompu, NTB, 15 Maret 2025 - Pemerintah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, mendesak Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mengoptimalkan penyerapan hasil panen padi dan jagung petani menjelang musim panen raya pada April 2025. Hal ini disampaikan langsung oleh Bupati Dompu, Bambang Firdaus, di Dompu, Sabtu lalu. Kekhawatiran muncul karena keterbatasan anggaran dan kapasitas gudang Bulog berpotensi merugikan petani.
Bupati Bambang mengungkapkan bahwa tiga silo milik Bulog di Dompu, dengan total kapasitas 9.000 ton, saat ini masih penuh. Dari total tersebut, baru 2.600 ton yang berhasil terjual, sementara 6.400 ton lainnya masih tersimpan. Kondisi ini menjadi kendala utama dalam menyerap hasil panen yang melimpah.
Lebih lanjut, Bupati Bambang menyoroti keterbatasan anggaran Bulog yang hanya Rp100 juta per hari untuk membeli gabah dan jagung dari petani. Anggaran dan kapasitas gudang yang terbatas ini dinilai jauh dari ideal mengingat besarnya potensi hasil panen di Dompu. Situasi ini dimanfaatkan oleh tengkulak untuk membeli hasil panen petani dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga acuan pemerintah.
Kendala Bulog dan Dampaknya terhadap Petani
Keterbatasan anggaran dan kapasitas gudang Bulog menimbulkan dampak signifikan bagi petani di Dompu. Petani terpaksa menjual gabah dan jagung mereka dengan harga di bawah harga acuan pemerintah karena kesulitan mencari pembeli alternatif. "Petani yang kesulitan menjual gabah dan jagung terpaksa menjual dengan harga lebih rendah dari harga acuan pemerintah," ungkap Bupati Bambang. Hal ini tentu saja merugikan petani dan mengancam kesejahteraan mereka.
Meskipun Bulog mengalami kendala, Bupati Bambang memastikan bahwa harga gabah tetap stabil berkat kerjasama Bulog dengan mitra yang mengikuti harga acuan pemerintah. Saat ini, harga gabah kering giling ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram. Sementara itu, harga jagung masih fluktuatif di pasaran, dengan harga sekitar Rp5.500 per kilogram.
Pemerintah Kabupaten Dompu, melalui Bupati Bambang, menghimbau masyarakat untuk bersabar. Beliau menjanjikan bahwa setelah gudang Bulog kembali kosong, hasil panen akan segera diserap dengan harga sesuai harga acuan pemerintah. "Kami meminta masyarakat untuk bersabar, karena setelah gudang Bulog kembali kosong, hasil panen segera diserap dengan harga sesuai harga acuan pemerintah," katanya.
Upaya Pemerintah Kabupaten Dompu
Pemerintah Kabupaten Dompu, bersama Satgas Pangan, berupaya keras mencari solusi agar hasil panen petani tetap terjual dengan harga yang layak. Beberapa langkah strategis telah dan sedang ditempuh, antara lain mencari alternatif pasar, berkoordinasi dengan pemerintah pusat, dan mengupayakan tambahan anggaran untuk pembelian gabah dan jagung oleh Bulog.
Komitmen Pemerintah Kabupaten Dompu untuk melindungi petani sangat terlihat jelas. "Kami terus bekerja agar petani tidak mengalami kerugian. Kami juga berupaya mengatasi keterbatasan anggaran dan daya tampung Bulog, sehingga hasil panen bisa terserap dengan maksimal," pungkas Bupati Bambang. Upaya ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan petani di Dompu.
Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah daerah ini diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang dan mencegah kerugian petani akibat keterbatasan Bulog. Koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, Bulog, dan para petani sangat krusial untuk memastikan keberhasilan program ini.
Ke depan, perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap kapasitas dan anggaran Bulog agar dapat lebih optimal dalam menyerap hasil panen petani, khususnya di daerah dengan potensi pertanian yang besar seperti Kabupaten Dompu. Hal ini penting untuk menjamin kesejahteraan petani dan mencegah praktik monopoli oleh tengkulak.