Bulog Bojonegoro Optimalkan Serapan Gabah, Harga Pembelian Pemerintah Rp6.500
Bulog Cabang Bojonegoro berupaya maksimal membeli gabah petani di Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp6.500 per kilogram, kendati harga pasar lebih tinggi dan kapasitas serap terbatas.
![Bulog Bojonegoro Optimalkan Serapan Gabah, Harga Pembelian Pemerintah Rp6.500](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/12/000043.657-bulog-bojonegoro-optimalkan-serapan-gabah-harga-pembelian-pemerintah-rp6500-1.jpeg)
Bojonegoro, Jawa Timur - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Bojonegoro tengah gencar menyerap gabah petani dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram. Upaya ini menyasar petani di Kabupaten Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan. Inisiatif ini penting untuk menstabilkan harga dan menjamin kesejahteraan petani.
Upaya Maksimal Bulog Bojonegoro
Pimpinan Cabang Bulog Cabang Bojonegoro, Ferdian D. Atmaja, menjelaskan bahwa pembelian gabah dengan HPP Rp6.500 telah dimulai sejak Kamis pekan lalu. Namun, ia mengakui tantangan yang dihadapi. Harga gabah di pasaran saat ini cenderung lebih tinggi, berkisar antara Rp6.700 hingga Rp6.900 per kilogram di tingkat petani. Di beberapa wilayah, seperti di Kabupaten Lamongan, bahkan ditemukan tengkulak yang membeli gabah dengan harga lebih rendah, yaitu Rp6.200 per kilogram.
Bulog Bojonegoro menerapkan berbagai strategi untuk mencapai target serapan gabah. Sosialisasi intensif dilakukan kepada masyarakat melalui berbagai jalur, termasuk berkoordinasi dengan penyuluh pertanian lapangan (PPL). Kerjasama juga terjalin dengan Babinsa dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di setiap desa untuk memastikan informasi HPP sampai ke petani.
Ferdian menambahkan, mekanisme pelaporan juga dibentuk. Petani yang menemukan tengkulak yang membeli gabah di bawah HPP dapat melapor kepada Babinsa, PPL, atau Gapoktan untuk diteruskan ke Bulog. Hal ini bertujuan untuk melindungi petani dari praktik-praktik yang merugikan.
Tantangan Infrastruktur dan Kapasitas
Selain sosialisasi dan koordinasi, Bulog juga menghadapi tantangan infrastruktur. Keterbatasan mesin pasca panen menjadi kendala utama. Saat ini, mesin pengolahan gabah yang bekerja sama dengan Bulog jumlahnya masih terbatas. Lokasi pengolahan gabah pun tersebar di beberapa kecamatan, yaitu di Kecamatan Dander, Gayam, Kanor, dan Balen (Bojonegoro); Kecamatan Plumpang dan Soko (Tuban); serta Kecamatan Karanggeneng (Lamongan).
Kapasitas serapan gabah Bulog Bojonegoro saat ini sekitar 300 ton per hari. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 7.000 ton per hari saat panen raya di tiga kabupaten tersebut. Namun, dengan kapasitas yang ada, Bulog tidak akan mampu menyerap seluruh gabah dari petani.
Untuk mengatasi keterbatasan ini, Bulog berencana menambah mitra yang memiliki fasilitas pengering dan pengolahan gabah. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas serapan gabah sesuai HPP dan menjamin penyerapan gabah petani secara optimal.
Kesimpulan
Bulog Bojonegoro berkomitmen untuk menyerap gabah petani dengan harga HPP Rp6.500 per kilogram. Meskipun menghadapi tantangan harga pasar yang lebih tinggi dan keterbatasan kapasitas, Bulog terus berupaya optimal melalui sosialisasi, koordinasi, dan pengembangan kemitraan. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kerjasama semua pihak, termasuk pemerintah daerah, petani, dan tengkulak.