Harga Gabah di Mukomuko di Bawah HPP, Petani Mengadu
Dinas Pertanian Mukomuko akan tindak lanjuti laporan harga gabah kering panen di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan berkoordinasi dengan Bulog untuk penyerapan gabah petani.

Petani di Desa Sumber Makmur, Mukomuko, Bengkulu, mengeluhkan harga gabah kering panen yang berada di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Harga gabah hanya Rp6.000 per kg, sementara HPP ditetapkan Rp6.500 per kg. Keadaan ini mendorong Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko untuk segera mengambil tindakan.
Respon Pemerintah Daerah
Menanggapi keluhan tersebut, Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Hari Mastaman, menyatakan komitmen untuk menindaklanjuti masalah ini. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Bengkulu agar Bulog dapat menyerap gabah petani di wilayah tersebut. Menurut Hari Mastaman, Bulog berkewajiban membeli gabah petani jika harganya berada di bawah HPP, sesuai aturan yang berlaku. Koordinasi ini merupakan tindak lanjut dari rapat yang telah dilakukan sebelumnya bersama Bulog, Dinas Ketahanan Pangan, dan TNI.
Koordinasi dan Solusi
Rapat tersebut difokuskan untuk memastikan koordinasi yang efektif jika harga gabah jatuh di bawah HPP. Saat ini, Dinas Pertanian menunggu kesiapan Bulog untuk melakukan pembelian gabah sesuai HPP. Bulog sendiri telah menyatakan komitmen untuk bekerja sama dengan kelompok tani dalam membeli gabah sesuai harga yang telah ditetapkan.
Spesifikasi dan Harga
Penting untuk dicatat bahwa HPP sebesar Rp6.500 per kg berlaku untuk gabah kering panen di tingkat petani dengan spesifikasi kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen. Sementara itu, harga pembelian gabah di tempat penggilingan padi mencapai Rp6.700 per kg. Panen di Daerah Irigasi Manjuto Kanan di Desa Sumber Makmur saat ini sedang berlangsung secara bertahap.
Kesimpulan
Pemerintah Kabupaten Mukomuko melalui Dinas Pertaniannya berkomitmen untuk menyelesaikan permasalahan harga gabah di bawah HPP. Koordinasi dengan Bulog diharapkan dapat memberikan solusi bagi petani dan menjamin kesejahteraan mereka. Ke depan, pengawasan harga dan kualitas gabah perlu ditingkatkan untuk mencegah kejadian serupa terulang.