Bulog Serap 889 Ton GKP di Aceh Barat, Dukung Kesejahteraan Petani dan Stok Pangan Nasional
Bulog Cabang Meulaboh telah menyerap 889 ton gabah kering panen (GKP) dari petani di pantai barat Aceh dengan harga sesuai HPP, mendukung stok pangan nasional dan kesejahteraan petani.

Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Meulaboh, Aceh Barat, telah berhasil menyerap 889 ton gabah kering panen (GKP) dari petani di wilayah pantai barat Aceh hingga pekan keempat Februari 2025. Penyerapan ini dilakukan dengan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram, sesuai arahan pemerintah. Selain GKP, Bulog juga telah menyerap 300 ton gabah kering giling (GKG) dan 837,20 ton beras dari para petani setempat. Upaya ini merupakan bagian dari program pemerintah untuk menstabilkan harga gabah dan beras serta meningkatkan kesejahteraan petani di wilayah tersebut.
Kepala Perum Bulog Cabang Meulaboh, Suhadi, menyatakan bahwa keberhasilan penyerapan GKP ini merupakan hasil kerja sama yang baik antara Bulog, penggilingan padi Mitra Kerja Pengadaan Bulog, dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) di wilayah pantai barat Aceh. Dengan membeli GKP sesuai HPP, Bulog tidak hanya membantu petani mendapatkan harga yang layak, tetapi juga berkontribusi pada penambahan stok cadangan pangan nasional. "Kita berharap dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan memastikan harga gabah sesuai dengan HPP yang telah ditetapkan pemerintah," ujar Suhadi.
Penyerapan GKP oleh Bulog di Aceh Barat ini sejalan dengan target pemerintah untuk menyerap 3 juta ton beras secara nasional hingga April 2025. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, yang menyatakan bahwa target tersebut merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Dengan demikian, upaya Bulog di Aceh Barat ini menjadi bagian penting dari program pemerintah untuk mengamankan ketersediaan pangan dan menunjang stabilitas harga di pasar.
Serapan GKP dan Dampaknya terhadap Petani dan Pangan Nasional
Suhadi menjelaskan bahwa Bulog Cabang Meulaboh terus berupaya menelusuri daerah-daerah panen untuk melakukan pembelian GKP langsung dari petani atau kelompok tani. Langkah ini bertujuan untuk memastikan agar seluruh petani mendapatkan akses pasar yang adil dan harga yang sesuai dengan HPP. Keterlibatan aktif Gapoktan dalam proses ini juga dinilai sangat penting untuk menjamin transparansi dan efisiensi dalam penyerapan GKP.
Dengan harga pembelian GKP sebesar Rp6.500 per kilogram dan beras Rp12.000 per kilogram, Bulog memberikan jaminan harga yang stabil bagi petani. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dan mendorong mereka untuk terus meningkatkan produktivitas pertanian. Selain itu, penyerapan GKP oleh Bulog juga berkontribusi pada peningkatan stok cadangan beras nasional, yang sangat penting untuk menghadapi potensi gejolak harga dan menjaga ketahanan pangan.
Kerja sama yang terjalin antara Bulog, penggilingan padi, dan Gapoktan menjadi kunci keberhasilan program ini. Sistem kerja sama yang baik ini memastikan proses penyerapan GKP berjalan lancar dan efisien, sehingga manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh petani. Ke depan, diharapkan sinergi ini dapat terus ditingkatkan untuk mencapai target penyerapan GKP yang lebih besar dan memberikan dampak yang lebih luas bagi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.
Target Nasional dan Peran Bulog
Target penyerapan beras nasional sebesar 3 juta ton hingga April 2025, sebagaimana arahan Presiden Prabowo Subianto, menjadi tantangan besar bagi Bulog. Namun, dengan kinerja yang telah ditunjukkan oleh Bulog Cabang Meulaboh, optimisme untuk mencapai target tersebut semakin besar. Upaya Bulog dalam menyerap GKP di berbagai daerah, termasuk di Aceh Barat, menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung program pemerintah.
Penyerapan GKP oleh Bulog tidak hanya berdampak positif bagi petani, tetapi juga bagi stabilitas harga dan ketahanan pangan nasional. Dengan adanya stok cadangan beras yang cukup, pemerintah dapat lebih mudah mengendalikan harga beras di pasaran dan mencegah terjadinya inflasi. Hal ini sangat penting untuk menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi nasional.
Keberhasilan Bulog dalam menyerap GKP di Aceh Barat menjadi contoh nyata bagaimana program pemerintah dapat diimplementasikan dengan efektif di lapangan. Dengan kerja sama yang baik antara berbagai pihak, program ini diharapkan dapat terus berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang optimal bagi petani dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Ke depan, Bulog perlu terus meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah daerah, petani, dan penggilingan padi, untuk memastikan keberhasilan program penyerapan GKP dan beras secara nasional. Transparansi dan efisiensi dalam proses penyerapan juga perlu terus dijaga untuk memastikan program ini berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal bagi seluruh pemangku kepentingan.
Program ini juga menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan menjaga ketahanan pangan nasional. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan program ini dapat terus berjalan dengan sukses dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.