Cak Imin Mewakili Indonesia di Pelantikan Paus Leo XIV: Sebuah Penunjukan yang Tepat?
Penunjukan Cak Imin sebagai perwakilan Indonesia dalam pelantikan Paus Leo XIV di Vatikan menuai apresiasi, dinilai tepat karena latar belakangnya yang pluralis.

Jakarta, 17 Mei 2024 - Penunjukan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, sebagai perwakilan Indonesia dalam pelantikan Paus Leo XIV di Vatikan telah menimbulkan beragam reaksi. Anggota Komisi I DPR RI, Oleh Soleh, menilai penunjukan tersebut sangat tepat. Keputusan Presiden Prabowo Subianto ini diyakini akan memperkuat hubungan diplomatik Indonesia dan Vatikan.
Apresiasi terhadap penunjukan Cak Imin dilandasi pada reputasinya sebagai tokoh yang menjunjung tinggi nilai-nilai keberagamaan dan pluralisme. Sebagai cucu pendiri NU, Cak Imin dianggap memiliki karakter rahmatan lil alamin, yang mencerminkan sikap menghargai dan menghormati keberagaman. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam menjaga kerukunan antarumat beragama.
Kedekatan Cak Imin dengan para pemuka agama di Indonesia juga menjadi pertimbangan penting. Pengalaman dan relasinya yang luas diharapkan dapat memuluskan jalannya diplomasi Indonesia di Vatikan. Kehadirannya dalam pelantikan Paus Leo XIV diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral kedua negara dan mendorong kerja sama di berbagai bidang.
Tokoh Pluralisme di Kancah Internasional
Kang Oleh, sapaan akrab Oleh Soleh, menekankan bahwa Cak Imin dikenal luas sebagai Bapak Pluralisme. Komitmennya dalam menjaga perdamaian dan persatuan nasional telah diakui secara luas. Penunjukannya sebagai perwakilan Indonesia dalam acara sakral ini dianggap sebagai langkah strategis untuk menunjukkan komitmen Indonesia terhadap nilai-nilai toleransi dan kerukunan umat beragama di tingkat internasional.
Lebih lanjut, Kang Oleh berharap kunjungan Cak Imin ke Vatikan dapat mempererat hubungan Indonesia dan Vatikan yang telah terjalin lama. Ia menekankan pentingnya menjaga dan memperkuat persaudaraan antar kedua negara, mengingat pentingnya kerja sama dalam berbagai isu global.
"Persaudaraan antara Indonesia dan Vatikan yang sudah berjalan cukup lama ini harus terus dijaga dan dikuatkan," tegas anggota Fraksi PKB DPR RI ini.
Kehadiran Cak Imin di Vatikan diharapkan dapat menjadi jembatan komunikasi yang efektif antara Indonesia dan Vatikan, membuka peluang untuk kerja sama yang lebih luas di masa mendatang.
Pelantikan Paus Leo XIV dan Kunjungan Cak Imin
Pelantikan Paus Leo XIV, yang sebelumnya dikenal sebagai Kardinal Robert Francis Prevost, akan berlangsung pada Minggu, 18 Mei 2024, di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Paus Leo XIV merupakan Paus pertama asal Amerika Serikat dan Paus ke-267 dalam sejarah Gereja Katolik Roma. Ia terpilih pada 8 Mei 2025 menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025.
Cak Imin sendiri telah menyatakan kesiapannya untuk berangkat ke Vatikan. "Malam ini saya bertolak menuju Vatikan untuk menghadiri pelantikan Paus Leo XIV pada hari Minggu," ujarnya dalam keterangan resmi. Ia optimistis akan tiba di Vatikan tepat waktu untuk menyaksikan misa pelantikan tersebut.
Misa pelantikan akan menjadi momen bersejarah, disaksikan oleh keluarga kerajaan, pemimpin dunia, dan umat Katolik dari berbagai negara. Paus Leo XIV akan menerima dua benda simbolis sebagai bagian dari tradisi pelantikan kepausan.
Perjalanan Cak Imin ke Vatikan ini bukan hanya kunjungan kenegaraan biasa, tetapi juga sebuah simbol penting dari komitmen Indonesia dalam menjaga hubungan baik dan memperkuat kerja sama antaragama di tingkat global.
Meskipun sebelumnya Presiden Prabowo menugaskan Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, akhirnya Cak Imin yang terpilih. Hal ini menunjukkan pertimbangan matang dari pihak kepresidenan dalam memilih perwakilan yang tepat untuk mewakili Indonesia dalam acara penting tersebut.
Kesimpulan
Penunjukan Cak Imin sebagai perwakilan Indonesia di pelantikan Paus Leo XIV merupakan langkah yang tepat dan strategis. Latar belakangnya yang pluralis dan relasi luas dengan para pemuka agama di Indonesia diharapkan dapat memperkuat hubungan Indonesia dan Vatikan serta mempromosikan nilai-nilai toleransi dan perdamaian di kancah internasional. Kehadirannya di Vatikan menjadi simbol penting komitmen Indonesia dalam menjaga hubungan antaragama dan kerja sama global.