Chatib Basri Tekankan Perlindungan Ekonomi Domestik di Tengah Efek Kebijakan Trump
Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Chatib Basri, menekankan pentingnya perlindungan ekonomi domestik dan konsolidasi regional ASEAN untuk menghadapi dampak kebijakan Presiden AS Donald Trump terhadap perekonomian Indonesia.

Jakarta, 13 April 2024 - Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Chatib Basri, menyoroti pentingnya perlindungan ekonomi domestik bagi Indonesia di tengah dinamika global yang dipengaruhi kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Pernyataan ini disampaikan dalam kegiatan The Yudhoyono Institute (TYI) bertajuk "Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan dan Ekonomi Global" di Jakarta, Minggu lalu. Beliau menekankan perlunya strategi tepat untuk menghadapi dampak kebijakan tersebut dan menjaga perekonomian Indonesia tetap tangguh.
Salah satu strategi kunci yang diusulkan Chatib Basri adalah peningkatan belanja fiskal untuk mendorong permintaan domestik. Beliau menjelaskan, "Kalau waktu kecil diajarkan hemat pangkal kaya, dalam pemulihan ekonomi itu belanja pangkal pulih. Kalau orang belanja, maka permintaan akan terjadi." Peningkatan permintaan ini diharapkan dapat mendorong dunia usaha meningkatkan produksi dan menyerap lebih banyak tenaga kerja, sehingga merangsang pertumbuhan ekonomi.
Namun, Chatib Basri juga mengingatkan pentingnya skala prioritas dalam penggunaan anggaran mengingat keterbatasan ruang fiskal negara. Beliau menyarankan agar prioritas diberikan pada sektor-sektor dengan efek berganda tinggi dan dampak signifikan terhadap lapangan kerja, seperti sektor pariwisata. "Sektor pariwisata, karena itu backward dengan forward linkage-nya sangat besar," jelasnya. Hal ini menunjukkan pentingnya strategi yang terarah dan efektif dalam mengelola anggaran negara.
Pentingnya Perlindungan Sosial dan Konsolidasi Regional
Selain mendorong belanja fiskal, Chatib Basri juga menekankan pentingnya perlindungan sosial untuk memperkuat daya beli masyarakat. Hal ini dinilai krusial karena daya beli masyarakat telah melemah sebelum gejolak dinamika kebijakan Trump, salah satunya disebabkan oleh dominasi pekerja informal dengan upah rendah dibandingkan pekerja formal. "Jadi, dalam konteks ini, perlindungan sosial menjadi sangat penting. Apakah itu bantuan langsung tunai (BLT), Program Keluarga Harapan (PKH), atau percepatan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kemudian akan memperkuat daya beli masyarakat," tuturnya.
Lebih lanjut, Chatib Basri juga menyoroti pentingnya konsolidasi dengan mitra regional, khususnya ASEAN. Dalam situasi krisis, kecenderungan negara untuk mementingkan diri sendiri meningkat, yang berpotensi memicu instabilitas global. Oleh karena itu, beliau menekankan, "Maka, konsolidasi di dalam ASEAN menjadi sangat penting." Kerjasama regional dianggap sebagai kunci untuk menghadapi tantangan ekonomi global secara bersama-sama.
Langkah-langkah yang diusulkan Chatib Basri ini menekankan pentingnya pendekatan komprehensif dalam menghadapi dampak kebijakan global terhadap perekonomian Indonesia. Perlindungan ekonomi domestik, baik melalui peningkatan belanja fiskal yang terarah maupun perlindungan sosial, serta kerjasama regional menjadi kunci untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.
Strategi ini juga menunjukkan perlunya adaptasi dan inovasi dalam kebijakan ekonomi untuk menghadapi tantangan yang terus berkembang. Dengan mengutamakan sektor-sektor strategis dan memperkuat daya beli masyarakat, Indonesia diharapkan dapat tetap tangguh menghadapi dampak kebijakan global dan menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Pernyataan Chatib Basri memberikan gambaran pentingnya strategi yang komprehensif dan terukur dalam menghadapi dampak kebijakan global terhadap perekonomian Indonesia. Perlindungan ekonomi domestik, peningkatan daya beli masyarakat, dan kerjasama regional menjadi kunci untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.