China Bantah Keras Institut Wuhan Ciptakan COVID-19
Kementerian Luar Negeri China kembali membantah tudingan bahwa Institut Virologi Wuhan terlibat dalam penciptaan atau kebocoran virus SARS-CoV-2, penyebab pandemi COVID-19, menekankan pentingnya pendekatan ilmiah dalam penyelidikan asal-usul virus tersebu
![China Bantah Keras Institut Wuhan Ciptakan COVID-19](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/13/090035.209-china-bantah-keras-institut-wuhan-ciptakan-covid-19-1.jpg)
Beijing, 13 Februari 2024 - Tuduhan yang mengaitkan Institut Virologi Wuhan dengan penciptaan atau kebocoran virus SARS-CoV-2, penyebab pandemi COVID-19, kembali dibantah keras oleh Kementerian Luar Negeri China. Juru bicara kementerian, Guo Jiakun, menegaskan dalam konferensi pers di Beijing bahwa institut tersebut tidak terlibat dalam penelitian gain-of-function virus corona dan sama sekali tidak merancang, menciptakan, atau membocorkan virus COVID-19.
Tanggapan atas Laporan Media AS
Bantahan ini muncul sebagai respons terhadap laporan media Amerika Serikat yang mengutip dokumen Gedung Putih. Dokumen tersebut menyebutkan bahwa Badan bantuan luar negeri AS (USAID) telah memberikan jutaan dolar kepada EcoHealth Alliance, sebuah organisasi yang berbasis di New York, yang kemudian memberikan hibah kepada Institut Virologi Wuhan untuk penelitian virus corona. Laporan ini kembali memicu spekulasi tentang kemungkinan virus COVID-19 merupakan virus rekayasa yang lolos dari laboratorium.
Guo Jiakun dengan tegas menolak segala bentuk manipulasi politik dalam penelusuran asal-usul virus. Ia menekankan pentingnya pendekatan ilmiah dan menyerukan agar penilaian dilakukan oleh para ilmuwan, bukan didasarkan pada kepentingan politik. Ia menambahkan bahwa kesimpulan resmi dari misi gabungan WHO-China menunjukkan bahwa kebocoran laboratorium sangat tidak mungkin menjadi penyebab pandemi.
Kesimpulan WHO dan Komunitas Internasional
Kesimpulan misi gabungan WHO-China, yang didasarkan pada kunjungan lapangan ke laboratorium di Wuhan dan komunikasi mendalam dengan para peneliti, telah diakui secara luas oleh komunitas internasional, termasuk komunitas sains, lanjut Guo. Meskipun demikian, EcoHealth Alliance, mantan presidennya Peter Daszak, dan Institut Virologi Wuhan telah dilarang menerima dana federal AS karena dianggap gagal memenuhi persyaratan transparansi terkait eksperimen virologi mereka.
Program PREDICT dan Pendanaan USAID
Laporan tersebut juga menyinggung program PREDICT USAID yang berlangsung antara tahun 2009 hingga 2019. Program ini menghabiskan 210 juta dolar AS untuk mengumpulkan sampel virus di berbagai negara dan mengirimkannya ke puluhan laboratorium, termasuk Institut Virologi Wuhan, yang pada tahun 2019 memiliki lebih dari 11.000 sampel virus dari program PREDICT. Dalam beberapa tahun terakhir, pendanaan USAID untuk program-program terkait China telah dikritik, dengan beberapa pihak menudingnya sebagai strategi untuk membendung ekspansi global China.
USAID sendiri memiliki anggaran tahunan lebih dari 40 miliar dolar AS dan mengelola program bantuan di seluruh dunia. Program-program terkait China yang dikelola USAID telah menjadi sasaran kritik, termasuk dari mantan Presiden AS Donald Trump yang melalui media sosial X memerintahkan penutupan USAID. Pernyataan tersebut bahkan didukung oleh Elon Musk yang menuding USAID mendanai penelitian senjata biologis, termasuk COVID-19.
Kesimpulan
Pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China ini menegaskan kembali penolakan mereka terhadap tudingan yang mengaitkan Institut Virologi Wuhan dengan pandemi COVID-19. Mereka menekankan pentingnya pendekatan ilmiah dalam penyelidikan asal-usul virus dan menolak segala bentuk politisasi dalam isu ini. Perdebatan seputar asal-usul virus COVID-19 dan peran berbagai lembaga penelitian internasional masih berlanjut, dan memerlukan penyelidikan yang lebih lanjut dan transparan.