China Tawarkan Citra Ramah Lewat Kebijakan Bebas Visa
Pemerintah China berupaya meningkatkan citra positif di mata dunia melalui kebijakan bebas visa baru, khususnya bagi wisatawan dari negara ASEAN dan beberapa negara lainnya, demi mendongkrak sektor pariwisata dan perekonomian.
![China Tawarkan Citra Ramah Lewat Kebijakan Bebas Visa](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/13/090040.290-china-tawarkan-citra-ramah-lewat-kebijakan-bebas-visa-1.jpg)
Beijing, 13 Februari 2025 - Pemerintah China tengah gencar mempromosikan citra ramah dan terpercaya di mata wisatawan mancanegara. Salah satu upayanya adalah dengan meluncurkan kebijakan bebas visa, sebuah langkah strategis yang diharapkan dapat mendongkrak sektor pariwisata dan perekonomian negara.
Kebijakan Bebas Visa: Jembatan Persahabatan dan Pariwisata
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers di Beijing menjelaskan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan China untuk menarik lebih banyak wisatawan internasional. "Ke depannya, China akan terus berupaya meningkatkan kebijakan menarik wisatawan dan menerapkan lebih banyak negara dalam daftar bebas visa, serta menghadirkan citra China yang kredibel, ramah dan terhormat kepada teman-teman orang asing," ujar Guo Jiakun.
Langkah konkretnya terlihat dari kebijakan bebas visa yang mulai berlaku pada 10 Februari 2025. Kebijakan ini awalnya difokuskan pada wisatawan dari 10 negara ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Mereka dapat mengunjungi Xishuangbanna, perfektur otonom di Provinsi Yunnan, selama maksimal enam hari tanpa visa.
Para wisatawan dapat memasuki Xishuangbanna melalui Bandara Internasional Xishuangbanna Gasa, Stasiun Kereta Mohan, atau jalan raya Mohan. Namun, perlu dicatat bahwa wisatawan yang memanfaatkan kebijakan ini hanya diperbolehkan berada di wilayah Xishuangbanna saja. Xishuangbanna sendiri merupakan destinasi wisata populer yang terletak di perbatasan Myanmar dan Laos, serta dilintasi Sungai Mekong.
Lebih dari Sekadar Pariwisata: Komitmen Terbuka Ekonomi Global
Guo Jiakun menambahkan bahwa kebijakan bebas visa ini merupakan bagian dari komitmen China terhadap keterbukaan ekonomi global. "Kebijakan terbaru ini termasuk berbagai langkah dalam memfasilitasi perjalanan lintas batas, kebijakan bebas visa unilateral untuk 38 negara, dan bebas visa transit selama 240 jam," jelasnya. Hal ini menunjukkan langkah nyata China dalam mendukung perekonomian dunia yang terbuka dan saling menguntungkan.
Data dari Badan Administrasi Imigrasi Nasional China menunjukkan peningkatan signifikan jumlah kunjungan wisatawan asing. Pada tahun 2024, tercatat 20,1 juta orang asing memasuki China dengan memanfaatkan fasilitas bebas visa, meningkat 112,3 persen dibandingkan tahun 2023. Angka ini menunjukkan efektivitas kebijakan bebas visa dalam menarik minat wisatawan mancanegara.
Kerjasama Bebas Visa: Jalinan Kerja Sama Bilateral
China juga telah menjalin kerjasama bebas visa dengan sejumlah negara. Terdapat 25 negara yang memiliki perjanjian bebas visa timbal balik dengan China. Selain itu, terdapat 38 negara yang mendapatkan bebas visa unilateral, dan 54 negara yang mendapatkan bebas visa transit. Di Asia Tenggara, perjanjian bebas visa timbal balik telah diberlakukan untuk warga negara Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.
Kesimpulan: Langkah Strategis Menuju Pariwisata yang Lebih Inklusif
Kebijakan bebas visa yang diterapkan China merupakan langkah strategis untuk meningkatkan citra negara di mata dunia, menarik wisatawan asing, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan memberikan kemudahan akses bagi wisatawan, China berharap dapat memperkuat hubungan diplomatik dan memperkenalkan keindahan budaya serta destinasi wisata yang dimilikinya kepada dunia. Ke depannya, perlu dilihat bagaimana perkembangan kebijakan ini dan dampaknya terhadap sektor pariwisata China.