Cofiring Biomassa PLTU Paiton: Buka Lapangan Kerja dan Dongkrak Ekonomi Warga
Program cofiring biomassa di PLTU Paiton, Situbondo, berhasil menciptakan ratusan lapangan kerja baru dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Program cofiring biomassa di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, telah memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat di sekitarnya. PT Raja Muda Gemilang (RMG), pemasok biomassa berupa serbuk gergaji (sawdust) untuk program ini, telah berhasil membuka lebih dari 600 lapangan kerja baru sejak pertengahan tahun 2023. Hal ini menunjukkan keberhasilan program tersebut dalam menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat di Kabupaten Situbondo, Probolinggo, dan Lumajang.
Direktur Utama PT RMG Situbondo, Wahyu Andrian, menjelaskan bahwa ratusan tenaga kerja yang direkrut meliputi posisi internal, eksternal, operator ekskavator, dan sopir truk. "Alhamdulillah dengan adanya program cofiring biomassa ini tercipta lapangan kerja baru, baik di area fasilitas produksi maupun di sekitar area kerja stockpile RMG," ujarnya. Kerja sama dengan PT PLN Nusantara Power dalam memasok serbuk gergaji untuk pencampuran bahan bakar ini bertujuan untuk mendukung transisi energi bersih dan memberdayakan masyarakat lokal.
Dampak positif program ini dirasakan langsung oleh masyarakat. Salah satu contohnya adalah Agus Suprayitno (43), seorang sopir truk asal Kecamatan Suboh, Situbondo, yang mengaku ekonominya membaik sejak bekerja mengangkut serbuk gergaji untuk PLTU Paiton. Ia mendapatkan upah Rp100.000 per angkutan, dan mampu melakukan hingga 6-8 kali angkutan per hari. "Sebelumnya saya sopir dump truck material batu, tanah dan pasir, ketika ada pesanan proyek, kalau tidak ada ya menganggur. Tapi, ketika ada muatan limbah kayu atau serbuk gergaji ini pendapatan saya pasti tiap hari dan gajinya lebih baik, termasuk risiko kerja juga kecil," katanya.
Kesuksesan Cofiring Biomassa di PLTU Paiton
Program cofiring biomassa di PLTU Paiton tidak hanya memberikan manfaat bagi para pekerja, tetapi juga berkontribusi pada penghematan penggunaan batu bara. Dengan penambahan biomassa sebagai bahan bakar campuran, PLTU Paiton berhasil mengurangi penggunaan batu bara hingga 5 persen. Hal ini menunjukkan efisiensi dan keberlanjutan program ini dalam mendukung transisi energi.
Sariman, seorang sopir dump truck biomassa asal Kecamatan Paiton, Probolinggo, juga merasakan dampak positif dari program ini. Ia menyatakan bahwa pendapatannya meningkat signifikan dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya mengangkut material bangunan. "Kami sangat bersyukur bisa bekerja sebagai sopir dump truck untuk mengangkut biomassa ini, kenapa? Karena selain gajinya bagus dibanding mengangkut material bangunan, juga risikonya kecil," ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa program cofiring biomassa tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup para pekerja.
PLTU Paiton, dengan kapasitas 4.600 MegaWatt (MW), berperan penting dalam sistem kelistrikan Pulau Jawa, Madura, dan Bali, berkontribusi hingga 17 persen. Kebutuhan biomassa untuk PLTU Paiton cukup besar, mencapai 154.519 ton per tahun untuk PLTU Paiton 1-2, dan 105.062 ton per tahun untuk PLTU Paiton 9. Angka ini menunjukkan potensi besar program cofiring biomassa dalam menyerap tenaga kerja dan berkontribusi pada perekonomian daerah.
Dampak Sosial Ekonomi Program Cofiring
Program cofiring biomassa di PLTU Paiton telah memberikan dampak sosial ekonomi yang positif bagi masyarakat di wilayah sekitar. Pembukaan lapangan kerja baru telah meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi angka pengangguran. Selain itu, program ini juga berkontribusi pada peningkatan perekonomian lokal melalui peningkatan permintaan akan jasa transportasi dan pengolahan limbah kayu.
Program ini juga memberikan kontribusi pada pelestarian lingkungan melalui pengurangan emisi karbon. Penggunaan biomassa sebagai bahan bakar campuran mengurangi ketergantungan pada batu bara, yang merupakan sumber energi fosil yang menghasilkan emisi gas rumah kaca yang tinggi. Dengan demikian, program ini selaras dengan upaya pemerintah dalam mencapai target penurunan emisi karbon dan transisi energi berkelanjutan.
Keberhasilan program cofiring biomassa di PLTU Paiton menjadi contoh nyata bagaimana program energi terbarukan dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi dan lingkungan. Program ini diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan program serupa di daerah lain di Indonesia.
Dengan tersedianya lapangan kerja baru dan peningkatan pendapatan masyarakat, program ini juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar PLTU Paiton. Hal ini menunjukkan bahwa program cofiring biomassa tidak hanya bermanfaat secara ekonomi dan lingkungan, tetapi juga secara sosial.