Cuaca Ekstrem Picu Lonjakan Kasus ISPA di Bengkulu, Pemkot Imbau Warga Waspada
Perubahan cuaca di Kota Bengkulu mengakibatkan peningkatan signifikan kasus ISPA hingga 2.964 kasus pada Januari-Februari 2025; Pemkot mengimbau warga untuk menerapkan pola hidup sehat.

Kota Bengkulu mengalami peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang signifikan pada awal tahun 2025. Pemerintah Kota Bengkulu menyatakan perubahan cuaca ekstrem sebagai salah satu faktor penyebabnya. Data dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu mencatat angka penderita ISPA mencapai 2.964 orang selama periode Januari hingga Februari 2025, mencakup semua kelompok umur.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Joni Haryadi Thabrani, mengungkapkan keprihatinan atas lonjakan kasus ini. "Jadi, kalau untuk ISPA di Kota Bengkulu pada Januari hingga Februari 2025 ini lumayan banyak, yaitu 2.964 kasus dari semua umur," ujarnya dalam pernyataan resmi di Bengkulu, Kamis. Meskipun demikian, ia menekankan bahwa ISPA umumnya sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7 hingga 14 hari.
Pemkot Bengkulu menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Namun, kewaspadaan tetap penting, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap perubahan cuaca. Langkah-langkah pencegahan disarankan untuk meminimalisir risiko terjangkit ISPA.
Langkah Pencegahan ISPA di Tengah Perubahan Cuaca
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu memberikan beberapa anjuran praktis bagi masyarakat untuk mencegah ISPA. Salah satu langkah penting adalah penggunaan masker, terutama saat beraktivitas di luar ruangan, guna meminimalisir paparan debu dan udara tercemar. Selain itu, menjaga pola makan yang sehat dan bergizi sangat dianjurkan. Konsumsi makanan bergizi seimbang dapat memperkuat sistem imun tubuh.
Pemkot juga menyarankan untuk mengurangi konsumsi makanan berminyak dan minuman dingin, karena dapat memicu batuk dan memperparah gejala ISPA. Makanan cepat saji juga sebaiknya dihindari. Dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, masyarakat dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi risiko terkena ISPA.
Joni Haryadi Thabrani menambahkan bahwa kondisi imun tubuh yang lemah menjadi faktor utama seseorang mudah terjangkit ISPA, terutama saat terpapar debu dan cuaca panas. Oleh karena itu, menjaga kesehatan dan kebersihan diri menjadi kunci utama pencegahan.
Penanganan Awal ISPA
Bagi masyarakat yang mengalami gejala awal ISPA seperti batuk dan pilek, dianjurkan untuk mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas di pasaran. Namun, jika gejala tidak membaik setelah mengonsumsi obat tersebut, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Perawatan medis yang tepat akan membantu mempercepat proses penyembuhan dan mencegah komplikasi.
Pemerintah Kota Bengkulu berkomitmen untuk terus memantau perkembangan kasus ISPA dan melakukan upaya pencegahan secara maksimal. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam mengatasi masalah kesehatan ini. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat dan kebersihan lingkungan, diharapkan angka kasus ISPA dapat ditekan.
Selain itu, Pemkot Bengkulu juga berencana untuk melakukan sosialisasi lebih lanjut kepada masyarakat mengenai pencegahan dan penanganan ISPA. Sosialisasi ini akan mencakup informasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, mencuci tangan dengan benar, dan mengonsumsi makanan bergizi. Harapannya, dengan langkah-langkah komprehensif ini, masyarakat dapat terhindar dari ancaman ISPA di tengah perubahan cuaca yang ekstrem.