Balikpapan Antisipasi Lonjakan Penyakit Musim Hujan
Pemerintah Kota Balikpapan melakukan mitigasi untuk mencegah merebaknya penyakit musim hujan, dengan imbauan hidup sehat dan bersih serta peningkatan kewaspadaan terhadap ISPA, diare, dan DBD.
Balikpapan gencar melakukan upaya pencegahan penyakit di musim hujan. Imbauan untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi fokus utama dalam mitigasi yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Alwiyati, pada Sabtu, 1 Februari 2025.
Mengapa mitigasi ini penting? Musim hujan identik dengan peningkatan kasus penyakit tertentu. Ibu Alwiyati menjelaskan bahwa peningkatan daya tahan tubuh melalui pola makan sehat dan konsumsi vitamin sangat penting. Masyarakat juga dihimbau untuk meminimalisir aktivitas luar ruangan saat hujan deras dan menggunakan masker di tempat umum untuk mencegah penyebaran virus.
Bagaimana upaya yang dilakukan? Selain PHBS, pemerintah Balikpapan juga gencar mengkampanyekan pencegahan berbagai penyakit yang meningkat selama musim hujan. Data menunjukkan lonjakan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) non-pneumonia mencapai 55.275 kasus. Selain ISPA, penyakit lain seperti diare dan Demam Berdarah Dengue (DBD) juga menjadi perhatian serius. Genangan air akibat hujan meningkatkan resiko berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama DBD.
Ancaman virus tak hanya dari ISPA. Alwiyati juga mengingatkan akan penyebaran Human Metapneumovirus (HMPV), virus yang menyebabkan gejala mirip ISPA. Kedua penyakit ini perlu diwaspadai karena dapat menyebar dengan cepat selama musim hujan. Penting bagi masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala yang tidak nyaman.
Masyarakat diimbau aktif menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD. Rutin berolahraga juga penting untuk menjaga daya tahan tubuh. Pemerintah Balikpapan menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan agar tidak menjadi sarang nyamuk dan mikroorganisme penyebab penyakit.
Prakiraan cuaca turut menjadi pertimbangan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Kota Balikpapan memprediksi penurunan intensitas hujan pada Februari 2025. Namun, Kepala BMKG SAMS Sepinggan Kota Balikpapan, Kukuh Ribudianto, tetap mengingatkan potensi hujan ekstrem hingga akhir Maret 2025.
Kesimpulannya, Pemerintah Kota Balikpapan mengambil langkah proaktif dengan melakukan berbagai upaya mitigasi untuk mencegah merebaknya penyakit di musim hujan. Imbauan hidup sehat, kewaspadaan terhadap penyakit musiman, dan pengawasan terhadap lingkungan menjadi kunci utama dalam upaya ini. Meskipun intensitas hujan diperkirakan menurun, kewaspadaan tetap diperlukan hingga akhir Maret 2025.