HAKLI Bangka Ajak Masyarakat Cegah DBD di Musim Hujan
Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI) Bangka mengajak masyarakat untuk mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan menjaga kebersihan lingkungan di tengah tingginya curah hujan.

Sungailiat, 19 Maret 2025 - Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI) Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk bahu-membahu menekan penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di tengah tingginya curah hujan saat ini. Ketua HAKLI Bangka, Boy Yandra, menyampaikan imbauan ini di Sungailiat pada Rabu lalu. Imbauan ini muncul sebagai respon terhadap peningkatan kasus DBD di wilayah tersebut.
Boy Yandra menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sebagai upaya pencegahan utama. "Saya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menekan penyebaran DBD dengan meningkatkan kebersihan lingkungan di tengah curah hujan yang tinggi," ujarnya. Hal ini mencakup memastikan lingkungan bebas dari sampah dan genangan air, yang menjadi sarang berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama DBD.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka menunjukkan peningkatan kasus DBD yang mengkhawatirkan. Hingga minggu kedua Maret 2025, tercatat 83 kasus DBD. Angka ini menjadi perhatian serius mengingat potensi peningkatan kasus seiring dengan kondisi cuaca yang mendukung perkembangbiakan nyamuk. Meskipun belum ada laporan kematian akibat DBD, angka ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2024 yang mencapai lebih dari 300 kasus dengan enam kematian.
Langkah Pencegahan DBD di Bangka
HAKLI Bangka memberikan beberapa anjuran praktis untuk mencegah penyebaran DBD. Masyarakat diimbau untuk rajin membersihkan lingkungan sekitar rumah, memastikan tidak ada genangan air, dan membuang sampah pada tempatnya. Pembersihan bak mandi secara rutin, minimal mengganti air setiap tujuh hari, juga sangat penting. Hal ini bertujuan untuk mencegah nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di sekitar rumah.
Selain menjaga kebersihan lingkungan, masyarakat juga diimbau untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini meliputi mencuci tangan secara teratur, mengonsumsi makanan bergizi, dan istirahat yang cukup. Dengan menerapkan PHBS, daya tahan tubuh akan meningkat dan lebih mampu melawan penyakit.
Boy Yandra juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap gejala DBD. "Ketika ada gejala demam, mual, pusing dan ada bintik-bintik merah pada kulit, hendaknya segera dibawa ke puskesmas terdekat supaya segera mendapat perawatan medis," pesannya. Deteksi dan penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Distribusi Kasus DBD di Kabupaten Bangka
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka merinci penyebaran kasus DBD di beberapa wilayah. Puskesmas Sungailiat mencatat 34 kasus, diikuti Puskesmas Batu Rusa (16 kasus), Riau Silip (12 kasus), Pemali (9 kasus), dan Belinyu (8 kasus). Puskesmas Gunung Muda melaporkan 6 kasus, Puskesmas Petaling 3 kasus, Penagan 2 kasus, serta Puskesmas Puding Besar dan Bakam masing-masing 1 kasus.
Meskipun angka kasus DBD di tahun 2025 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, HAKLI Bangka tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan proaktif dalam mencegah penyebaran penyakit ini. Kerja sama antara masyarakat dan pemerintah sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari penyakit DBD.
Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat dan kesadaran masyarakat yang tinggi, diharapkan kasus DBD di Kabupaten Bangka dapat ditekan seminimal mungkin di tahun 2025. Pencegahan yang efektif merupakan kunci untuk melindungi kesehatan masyarakat dan mencegah angka kematian akibat DBD.