32 Kasus DBD di Pekanbaru pada Januari 2025, Dinkes Imbau Warga Jaga Kebersihan
Dinas Kesehatan Pekanbaru mencatat 32 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Januari 2025, angka yang lebih rendah dari tahun lalu, namun Dinkes tetap mengimbau warga untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Pekanbaru, 22 Januari 2025 - Hujan dan cuaca mendung yang melanda Pekanbaru selama tiga pekan terakhir dikaitkan dengan peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru mencatat sebanyak 32 kasus DBD sejak awal Januari 2025.
Meskipun angka ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Dinkes Pekanbaru tetap waspada. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Pekanbaru, Lina Primadesa, memastikan seluruh pasien DBD yang tercatat telah dinyatakan sembuh dan tidak ada laporan kematian akibat DBD sepanjang Januari 2025. "Kasus ini kalau dibanding bulan yang sama pada tahun lalu, lebih rendah dan tidak ada yang meninggal dunia," ungkap Lina.
Lina memprediksi peningkatan kasus DBD pada Februari mendatang jika curah hujan tetap tinggi. Prediksi ini didasarkan pada tren kasus DBD pada tahun 2024, di mana angka kasus mencapai 67 pada Januari dan meningkat menjadi 84 kasus pada Februari. "Biasanya kasus DBD tertinggi terjadi pada Januari dan Februari, apalagi saat ini cuaca hujan. Ada juga kondisi cuaca ekstrem, yakni peralihan panas ke hujan secara drastis," jelasnya.
Sebagai upaya pencegahan, Dinkes Pekanbaru mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta gerakan 3M Plus. 3M Plus merupakan singkatan dari menguras, menutup, dan menimbun tempat penampungan air, serta ditambah dengan beberapa langkah pencegahan tambahan seperti penggunaan obat nyamuk dan memastikan rumah selalu bersih dari genangan air.
Langkah-langkah pencegahan lain akan disesuaikan dengan kebutuhan. "Kalau memang butuh pengasapan, akan kita lakukan, namun apabila tidak tentu kita berikan bubuk abate untuk penampungan air," tambah Lina.
Secara keseluruhan, meskipun kasus DBD di Pekanbaru pada Januari 2025 tergolong rendah, kewaspadaan tetap diperlukan. Cuaca ekstrem dan pola cuaca yang tidak menentu menjadi faktor risiko utama penyebaran penyakit ini. Oleh karena itu, partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sangat penting untuk mencegah terjadinya wabah DBD.