Waspada! Dinkes OKU Catat 113 Kasus DBD Hingga Mei 2025, Ini Imbauannya!
Dinkes OKU mencatat 113 kasus DBD hingga Mei 2025. Masyarakat diimbau menerapkan 3M dan memasang kawat kasa untuk mencegah penyebaran penyakit.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, mencatat adanya 113 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selama periode Januari hingga Mei 2025. Ratusan kasus ini menjadi perhatian serius, mengingat penyakit ini dapat menyerang semua kalangan usia. Pemerintah daerah terus berupaya melakukan tindakan pencegahan untuk menekan angka penyebaran DBD di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes OKU, Andi Prapto, mengungkapkan bahwa kasus DBD yang terjadi menyerang berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Meskipun tidak ada laporan korban jiwa, seluruh pasien yang terjangkit DBD harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit setempat.
Peningkatan kasus DBD ini menjadi perhatian khusus, terutama karena penyakit ini sangat rentan menyebar pada musim hujan. Genangan air yang banyak ditemukan menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak, sehingga meningkatkan risiko penularan penyakit kepada manusia.
Peningkatan Kasus DBD di OKU
Data dari Dinkes OKU menunjukkan peningkatan signifikan kasus DBD dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2024, tercatat sebanyak 412 kasus DBD yang menyerang pasien dari berbagai usia, yang mengharuskan mereka menjalani perawatan di rumah sakit. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencatat 162 kasus, di mana empat pasien anak-anak meninggal dunia akibat DBD.
Meskipun terjadi peningkatan kasus yang cukup signifikan pada tahun 2024, Andi Prapto memastikan bahwa tidak ada pasien yang meninggal dunia akibat DBD. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan medis yang diberikan cukup efektif dalam menekan angka kematian akibat penyakit ini.
"Selama lima bulan terakhir pada tahun ini tercatat sebanyak 113 kasus DBD di Kabupaten OKU," ujar Andi Prapto, Selasa.
Upaya Pencegahan dan Penanggulangan DBD
Menghadapi ancaman penyebaran DBD, Dinkes OKU terus menggencarkan sosialisasi mengenai pentingnya pencegahan penyakit ini di masyarakat. Salah satu upaya yang terus dipromosikan adalah penerapan pola 3M, yaitu mengubur barang bekas, menutup tempat penampungan air, dan menguras bak mandi secara rutin.
Pola 3M ini dinilai sangat efektif dalam memutus siklus hidup nyamuk Aedes aegypti. Dengan menghilangkan tempat-tempat potensial bagi nyamuk untuk berkembang biak, diharapkan penyebaran DBD dapat ditekan secara signifikan.
Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi rumah. Pemasangan kawat kasa ini bertujuan untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah dan menggigit penghuninya.
"Pola 3M ini masih menjadi cara yang sangat efektif untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari DBD," jelasnya.
Imbauan untuk Masyarakat
Dinkes OKU mengimbau seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap penyakit DBD. Selain menerapkan pola 3M dan memasang kawat kasa, masyarakat juga dianjurkan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Gotong royong membersihkan lingkungan secara berkala dapat membantu menghilangkan genangan air dan tempat-tempat potensial bagi nyamuk untuk berkembang biak. Dengan lingkungan yang bersih dan sehat, risiko penyebaran DBD dapat diminimalkan.
Penting bagi masyarakat untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala-gejala DBD, seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta munculnya bintik-bintik merah pada kulit. Penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah komplikasi serius akibat DBD.
Dengan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan kasus DBD di Kabupaten OKU dapat ditekan dan kesehatan masyarakat dapat terlindungi.