67 Kasus DBD di Bandarlampung Hingga Februari 2025: Dinkes Tingkatkan Pencegahan
Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung melaporkan 67 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dari Januari hingga Februari 2025, meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu, dan menggencarkan langkah preventif dengan fogging dan edukasi 3M kepada warga.

Bandarlampung, 18 Februari 2025 - Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bandarlampung tercatat cukup tinggi di awal tahun 2025. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandarlampung melaporkan telah terjadi 67 kasus DBD sejak Januari hingga Februari 2025. Lonjakan kasus ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah setempat.
Lonjakan Kasus DBD di Bandarlampung
Berdasarkan data Dinkes, sepanjang Januari tercatat 58 kasus DBD, sementara Februari terdapat sembilan kasus. Plt. Kepala Dinkes Kota Bandarlampung, Desti Mega Putri, mengungkapkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. "Pada Januari 2024, hanya tercatat 13 kasus, dan Februari 24 kasus," ujarnya dalam keterangan pers Selasa lalu. Peningkatan kasus ini menunjukan perlunya langkah-langkah pencegahan yang lebih intensif.
Upaya Pencegahan yang Dilakukan Dinkes
Dinkes Kota Bandarlampung telah berupaya menekan angka kasus DBD melalui berbagai strategi preventif. Salah satu upaya yang dilakukan adalah fogging atau pengasapan berkala di seluruh kelurahan. "Fogging dilakukan setiap triwulan," jelas Desti. Selain fogging, Dinkes juga mendistribusikan bubuk abate kepada warga melalui kader kesehatan. Bubuk abate ini efektif untuk membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama DBD.
Selain itu, Dinkes juga gencar mengkampanyekan gerakan 3M kepada masyarakat. Gerakan 3M meliputi menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam keberhasilan program ini.
Peran Aktif Masyarakat dalam Penanggulangan DBD
Desti Mega Putri menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mencegah DBD. "Fogging hanya efektif membunuh nyamuk dewasa," katanya. "Jentik nyamuk tetap bisa berkembang biak jika masyarakat tidak aktif melakukan pencegahan." Oleh karena itu, Dinkes mengimbau masyarakat untuk rajin menaburkan bubuk abate secara rutin di lingkungan sekitar rumah masing-masing. Bubuk abate tersedia gratis di puskesmas terdekat.
Lebih lanjut, Desti menambahkan, "Kami minta masyarakat juga berperan aktif menggunakan bubuk abate yang tersedia gratis di puskesmas terdekat, karena cara ini lebih efektif dibandingkan hanya mengandalkan fogging." Dengan demikian, upaya pencegahan DBD menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
Kesimpulan
Peningkatan kasus DBD di Bandarlampung pada awal tahun 2025 menjadi alarm bagi kita semua. Meskipun Dinkes telah melakukan berbagai upaya preventif, peran aktif masyarakat sangat krusial dalam mencegah penyebaran penyakit ini. Dengan menerapkan gerakan 3M dan menggunakan bubuk abate secara rutin, kita dapat bersama-sama menekan angka kasus DBD dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat.