22 Kasus DBD Terdeteksi di Mukomuko Selama Dua Bulan, Dinkes Bergerak Cepat
Dinas Kesehatan Mukomuko menangani 22 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Januari-Februari 2025; angka ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya, namun upaya pencegahan tetap digalakkan.

Mukomuko, Bengkulu, 4 Maret 2025 - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, melaporkan telah menangani sebanyak 22 kasus demam berdarah dengue (DBD) selama dua bulan pertama tahun 2025, tepatnya Januari hingga Februari. Kasus ini ditangani oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama di 17 puskesmas yang tersebar di wilayah Kabupaten Mukomuko. Penanganan meliputi perawatan pasien dan upaya pencegahan lebih lanjut.
Sebanyak 15 kasus DBD dilaporkan terjadi pada Januari 2025, kemudian menurun menjadi tujuh kasus pada bulan Februari. Penurunan ini, menurut Kabid Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Mukomuko, Hamdan, disebabkan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan sekitar mereka. "Partisipasi aktif masyarakat dalam PSN sangat membantu menekan angka kasus DBD," ujar Hamdan dalam keterangannya di Mukomuko, Selasa.
Meskipun terjadi penurunan kasus, Dinkes Mukomuko tetap waspada dan mengimbau masyarakat untuk terus aktif melakukan PSN. Upaya pencegahan dini dinilai sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit DBD yang lebih luas. Hal ini mengingat angka kasus DBD di tahun 2024 tercatat cukup tinggi, mencapai 587 kasus dengan dua kematian.
Upaya Pencegahan dan Penanganan DBD di Mukomuko
Dinkes Mukomuko telah melakukan berbagai upaya untuk menangani kasus DBD, termasuk penyebaran bubuk abate oleh petugas dinas dan puskesmas. Selain itu, penyelidikan epidemiologi (PE) juga dilakukan di rumah warga yang terkonfirmasi positif DBD untuk mengidentifikasi dan mencegah penyebaran lebih lanjut. Namun, langkah-langkah penanganan lebih lanjut seperti fogging masih terkendala oleh ketersediaan dana operasional.
Hamdan menjelaskan bahwa pihaknya membutuhkan anggaran untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) dan membiayai operasional petugas fogging. "Racun dan peralatan fogging sudah tersedia, namun kita masih membutuhkan dana untuk operasional," tambahnya. Dinkes Mukomuko berharap agar dana operasional segera dicairkan untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan DBD yang lebih efektif.
Lebih lanjut, Hamdan menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dengan rutin melakukan PSN, diharapkan dapat meminimalisir perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama DBD. "Masyarakat harus proaktif, bukan hanya menunggu tindakan dari pemerintah," tegasnya. Ia juga berharap agar masyarakat segera melapor ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala DBD.
Data Kasus DBD di Mukomuko Tahun 2024 dan 2025
- Tahun 2024: 587 kasus, 2 kematian
- Januari 2025: 15 kasus
- Februari 2025: 7 kasus
- Total Januari-Februari 2025: 22 kasus
Meskipun angka kasus DBD di Mukomuko pada awal tahun 2025 menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, kewaspadaan dan upaya pencegahan tetap perlu ditingkatkan. Kerja sama antara Dinkes Mukomuko dan masyarakat sangat penting untuk menekan angka kasus DBD dan mencegah terjadinya kematian akibat penyakit ini. Langkah-langkah sederhana seperti PSN secara rutin di lingkungan rumah dapat memberikan kontribusi besar dalam upaya pencegahan.