275 Kasus DBD di Pamekasan, Anak-anak Jadi Korban Terbanyak
Dinas Kesehatan Pamekasan menangani 275 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dari Januari hingga 14 Februari 2025, dengan sebagian besar korban merupakan anak-anak.

Pamekasan, 24 Februari 2025 - Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, dilanda peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Sejak Januari hingga 14 Februari 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat telah menangani sebanyak 275 kasus, mayoritas pasiennya adalah anak-anak. Kenaikan kasus ini terjadi secara signifikan setelah tanggal 28 Januari 2025, dengan tiga kecamatan, yakni Pakong, Pademawu, dan Kadur, menjadi wilayah terdampak terparah. Upaya penanggulangan DBD pun tengah digencarkan oleh Dinkes Pamekasan, melibatkan kerjasama dengan TNI dan sosialisasi pola hidup bersih.
Kepala Dinkes Pamekasan, Saifudin, Senin (24/2) lalu, menyampaikan bahwa data 275 kasus tersebut merupakan akumulasi laporan dari seluruh puskesmas di Pamekasan. "Jumlah kasus DBD sebanyak 275 orang ini berdasarkan laporan dari masing-masing puskesmas yang tersebar di semua kecamatan di Pamekasan ini mulai Januari hingga 14 Februari 2025 ini," jelasnya. Dari jumlah tersebut, 263 pasien telah dinyatakan sembuh, sementara 12 pasien lainnya masih menjalani perawatan.
Lonjakan kasus DBD di Pamekasan terbilang signifikan. Pada periode 1 Januari hingga 28 Januari 2025, tercatat 106 kasus. Namun, angka tersebut meningkat drastis menjadi 169 kasus pada periode 29 Januari hingga 14 Februari 2025. Hal ini menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan dalam penyebaran penyakit yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti ini.
Kasus DBD di Tiga Kecamatan
Saifudin lebih lanjut menjelaskan bahwa peningkatan kasus DBD terkonsentrasi di tiga kecamatan. "Peningkatan kasus ini terjadi di tiga kecamatan yang memang terdata sebagai lokus DBD, yakni Kecamatan Pakong, Pademawu, dan Kecamatan Kadur," ujarnya. Fokus penanganan pun diarahkan pada ketiga kecamatan tersebut untuk mencegah meluasnya penyebaran penyakit.
Dinkes Pamekasan telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan DBD. Sosialisasi pentingnya pola hidup bersih dan sehat menjadi salah satu langkah utama. Selain itu, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) juga digencarkan melalui pengasapan dan kerja sama dengan TNI dari Kodim 0826 Pamekasan. "Kami juga bekerja sama dengan TNI dari Kodim 0826 Pamekasan dalam melakukan PSN dengan melibatkan peran aktif personel TNI di masing-masing atau Bintara Pembina Desa (Babinsa)," tambah Saifudin.
Kerja sama dengan Babinsa dinilai efektif untuk menjangkau wilayah-wilayah terpencil dan memastikan program PSN berjalan optimal. Partisipasi aktif masyarakat juga sangat penting dalam upaya menekan angka kasus DBD.
Perbandingan Data Kasus DBD Tahun 2024 dan 2023
Data Dinkes Pamekasan mencatat angka kasus DBD tahun 2024 mencapai 994 kasus, dengan delapan korban meninggal dunia. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan tahun 2023 yang mencatat 390 kasus dan enam korban meninggal. Peningkatan ini menunjukkan perlunya kewaspadaan dan upaya pencegahan yang lebih intensif.
Meskipun sebagian besar pasien telah dinyatakan sembuh, tetap diperlukan kewaspadaan dan upaya pencegahan yang berkelanjutan. Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan PSN secara rutin sangat krusial untuk mencegah merebaknya kasus DBD di masa mendatang. Peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan melaporkan kasus DBD secara dini juga sangat penting.
Data peningkatan kasus DBD di Pamekasan ini menjadi pengingat pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah penyebaran penyakit menular. Upaya kolaboratif antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat sangat diperlukan dalam menanggulangi masalah kesehatan ini.