KLB Demam Berdarah di Dompu: 80 Kasus, Dua Meninggal
Kabupaten Dompu, NTB menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) setelah 80 kasus tercatat, dua di antaranya meninggal dunia pada awal Februari 2025.

Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), resmi menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) pada 30 Januari 2025. Keputusan ini diambil setelah dua anak meninggal dan jumlah kasus DBD terus meningkat pesat di awal tahun ini. Informasi ini dikonfirmasi langsung oleh Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Dompu, Maria Ulfa, kepada ANTARA pada Minggu, 2 Februari 2025.
Ulfa menjelaskan bahwa penetapan status KLB DBD mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501 Tahun 2010 tentang jenis penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya. Data Dinkes Kabupaten Dompu per tanggal 1 Februari 2025 mencatat lebih dari 80 warga terjangkit DBD. Kecamatan Dompu dan Woja menjadi daerah terdampak paling parah.
Mengapa KLB DBD ini terjadi dan bagaimana penanganannya? Meningkatnya kasus DBD dipicu oleh beberapa faktor, terutama kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan yang memicu berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. Selain itu, musim hujan juga memperparah situasi karena banyaknya genangan air yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Sebagai respon terhadap KLB ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu telah meluncurkan gerakan serentak untuk memberantas sarang nyamuk (PSN). Gerakan ini melibatkan berbagai sektor dan fokus pada abatisasi (penggunaan abate untuk membunuh jentik nyamuk) di tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, seperti bak mandi dan jambangan bunga. Selain itu, Dinkes juga meningkatkan pelayanan kesehatan dan melakukan screening untuk mendeteksi dini kasus DBD.
Masyarakat diimbau untuk segera memeriksakan diri ke Puskesmas jika mengalami gejala demam berdarah, seperti demam tinggi disertai pendarahan. Ulfa menekankan pentingnya penanganan cepat karena penundaan pengobatan dapat meningkatkan risiko kematian. Ia juga menjelaskan bahwa fogging (pengasapan) bukanlah solusi utama karena hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara jentik-jentik tetap ada.
Pemberantasan sarang nyamuk menjadi prioritas utama. Upaya ini meliputi membersihkan genangan air di dalam dan di luar rumah, terutama di saluran irigasi yang airnya tidak mengalir. Kesadaran masyarakat dan peran aktif Pemerintah Desa (Pemdes) sangat penting, mengingat anggaran untuk penanganan DBD telah dialokasikan dalam Anggaran Dana Desa (ADD).
Lebih lanjut, Ulfa mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan tetap menjaga kebersihan lingkungan. Pemberantasan sarang jentik nyamuk secara intensif, terutama selama musim hujan, menjadi kunci pencegahan DBD. Dengan kolaborasi semua pihak, diharapkan KLB DBD di Kabupaten Dompu dapat segera teratasi.