Waspada! Dinkes Rejang Lebong Imbau Warga Antisipasi Kenaikan Kasus DBD Pasca Lebaran
Dinas Kesehatan Rejang Lebong meminta warga waspada peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pasca Lebaran, seiring musim hujan dan potensi penularan dari pemudik.

Rejang Lebong, Bengkulu, 4 April 2024 (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, mengeluarkan imbauan kepada seluruh warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pasca perayaan Lebaran Idul Fitri 1446 H. Imbauan ini disampaikan menyusul masih berlangsungnya musim hujan dan tingginya mobilitas penduduk selama periode liburan.
Kepala Dinkes Rejang Lebong, Dhendi Novianto Saputra, dalam keterangannya pada Jumat, menekankan pentingnya kewaspadaan ini. "Warga Rejang Lebong diminta untuk mewaspadai peningkatan kasus penyebaran DBD selama libur Lebaran Idul Fitri ini, karena biasanya akan terjadi peningkatan," ujarnya.
Peningkatan kasus DBD pasca Lebaran dikaitkan dengan beberapa faktor. Selain masih berlangsungnya musim hujan yang menyebabkan genangan air di berbagai tempat, tingginya mobilitas penduduk selama libur Lebaran juga menjadi perhatian. Banyaknya pemudik yang datang dari luar daerah berpotensi meningkatkan risiko penularan DBD melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Langkah Pencegahan DBD di Rejang Lebong
Untuk mencegah penyebaran DBD, Dinkes Rejang Lebong mengimbau masyarakat untuk aktif melakukan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Hal ini meliputi menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah masing-masing dan menerapkan gerakan 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Selain itu, Dinkes Rejang Lebong melalui 21 Puskesmas di 15 kecamatan akan gencar melakukan sosialisasi dan upaya pencegahan DBD. Pemantauan berkala di tempat-tempat yang berpotensi menjadi berkembang biaknya jentik nyamuk juga akan terus dilakukan.
Langkah-langkah konkret yang dilakukan Dinkes Rejang Lebong antara lain adalah penyuluhan kesehatan di tingkat desa dan kelurahan, serta penyediaan obat dan penanganan medis bagi warga yang terjangkit DBD. Petugas kesehatan juga akan aktif melakukan fogging atau pengasapan di daerah yang terindikasi banyak kasus DBD.
Data Kasus DBD di Rejang Lebong
Dhendi Novianto Saputra menyampaikan bahwa hingga saat ini, sudah tercatat 66 kasus DBD di Rejang Lebong berdasarkan laporan dari 21 Puskesmas. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir tahun. Sebagai perbandingan, pada tahun 2024 lalu, tercatat 435 kasus DBD di Rejang Lebong, dengan tiga di antaranya meninggal dunia.
Angka tersebut menunjukkan pentingnya kewaspadaan dan upaya pencegahan yang proaktif dari masyarakat. Kerja sama antara masyarakat dan pemerintah daerah sangat krusial untuk menekan angka kasus DBD dan mencegah terjadinya kematian akibat penyakit ini.
Dengan gencarnya sosialisasi dan upaya pencegahan yang dilakukan, diharapkan masyarakat Rejang Lebong dapat lebih waspada dan mampu menekan angka penyebaran penyakit DBD. Kebersihan lingkungan dan kepatuhan terhadap anjuran kesehatan menjadi kunci utama dalam mencegah penyebaran penyakit mematikan ini.