Lampung Perkuat Surveilans DBD: Waspada Kenaikan Kasus Demam Berdarah
Pemerintah Provinsi Lampung meningkatkan kewaspadaan terhadap peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan memperkuat surveilans dan mendistribusikan logistik pencegahan ke seluruh Puskesmas.

Provinsi Lampung meningkatkan kewaspadaan terhadap peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Pemerintah Provinsi Lampung mengambil langkah proaktif dengan memperkuat surveilans dengue dan mendistribusikan logistik pencegahan ke seluruh Puskesmas di daerah tersebut. Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap peningkatan jumlah kasus DBD yang tercatat pada Januari 2025.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Edwin Rusli, menjelaskan bahwa peningkatan surveilans ini bertujuan untuk mendeteksi dini potensi persebaran kasus DBD. Langkah ini juga merupakan bagian dari upaya pencegahan kejadian luar biasa (KLB) dengue. Dengan pemeriksaan angka bebas jentik per kecamatan dan daerah, potensi penyebaran dapat diidentifikasi lebih awal, memungkinkan respons cepat dan efektif.
Selain peningkatan surveilans, pemerintah juga mendistribusikan logistik dari APBN dan APBD ke seluruh dinas kesehatan kabupaten/kota. Logistik tersebut kemudian didistribusikan ke Puskesmas di berbagai daerah untuk mendukung kegiatan deteksi dini infeksi dengue. Sosialisasi pencegahan DBD kepada masyarakat juga dilakukan secara intensif, termasuk informasi mengenai vaksinasi di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Penguatan Surveilans dan Distribusi Logistik
Penguatan surveilans dengue di Provinsi Lampung difokuskan pada pemeriksaan angka bebas jentik di setiap kecamatan dan daerah. Data yang diperoleh akan digunakan untuk memetakan daerah rawan dan mengantisipasi penyebaran lebih lanjut. Distribusi logistik dari APBN dan APBD memastikan ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan di seluruh Puskesmas untuk mendukung upaya deteksi dini.
Langkah ini merupakan bagian integral dari strategi pemerintah dalam mencegah dan menanggulangi DBD. Dengan ketersediaan logistik yang memadai, petugas kesehatan di lapangan dapat bekerja lebih efektif dalam mendeteksi dan menangani kasus DBD sejak dini.
Sosialisasi kepada masyarakat juga menjadi kunci keberhasilan upaya pencegahan. Masyarakat diinformasikan tentang langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan secara mandiri, termasuk pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan vaksinasi.
Sosialisasi Pencegahan dan Deteksi Dini
Sosialisasi kepada masyarakat mencakup berbagai metode pencegahan DBD, termasuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN), menjaga kebersihan lingkungan, dan vaksinasi. Petugas kesehatan memberikan edukasi langsung kepada masyarakat agar mampu mencegah penyebaran penyakit ini.
Vaksinasi DBD juga dipromosikan sebagai salah satu langkah pencegahan yang efektif. Masyarakat diarahkan untuk melakukan vaksinasi di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus dengue.
Deteksi dini kasus DBD sangat penting untuk meminimalisir risiko kematian. Dengan deteksi dan penanganan yang cepat, kasus fatal dapat dicegah. Petugas surveilans berperan penting dalam mendeteksi dini kasus DBD di masyarakat.
Data Kasus DBD di Provinsi Lampung (Januari 2025)
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung pada Januari 2025, tercatat 1.839 kasus DBD. Dari jumlah tersebut, 886 kasus terjadi pada pasien laki-laki dan 953 kasus pada pasien perempuan. Sayangnya, terdapat 10 kasus kematian akibat DBD.
Tingkat insidensi DBD di Provinsi Lampung mencapai 19,31 per 100.000 penduduk. Case Fatality Rate (CFR) tercatat sebesar 0,54 persen. Angka bebas jentik berada pada angka 82,22 persen.
Data ini menunjukkan pentingnya upaya pencegahan dan pengendalian DBD di Provinsi Lampung. Peningkatan surveilans dan sosialisasi kepada masyarakat merupakan langkah yang tepat untuk menekan angka kasus dan kematian akibat DBD. Dengan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan penyebaran DBD dapat dikendalikan.