Danantara: Jurus Baru Indonesia Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Ekonom senior Burhanuddin Abdullah menyebut BPI Danantara sebagai prasyarat penting bagi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dan keluar dari jebakan pendapatan menengah, dengan mengkonsolidasikan aset BUMN serta menarik investasi asing.
Jakarta, 5 Februari 2024 - Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stagnan di angka 5 persen selama dua dekade terakhir menjadi perhatian serius. Untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap), Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, bahkan hingga 8 persen. Salah satu kunci utamanya, menurut ekonom senior Burhanuddin Abdullah, adalah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Mengapa Danantara Penting?
Dalam "Forum Diskusi Denpasar 12", Burhanuddin, yang juga inisiator Danantara, menjelaskan bahwa investasi merupakan penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Dengan ICOR Indonesia di kisaran 6,5-6,7, pertumbuhan 8 persen membutuhkan investasi sebesar 52 persen dari PDB, atau sekitar Rp11 ribu triliun. Sayangnya, tabungan domestik bruto (GDS) Indonesia hanya sekitar 38 persen dari PDB, menciptakan gap 14 persen yang harus diisi oleh investasi asing.
Namun, daya tarik Indonesia bagi investor asing masih rendah. Investasi asing per kapita di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara-negara seperti Vietnam dan Singapura. Oleh karena itu, Danantara diharapkan menjadi solusi.
Peran Danantara dalam Menggenjot Ekonomi
Danantara akan berperan penting dalam mengkonsolidasikan aset BUMN yang mencapai Rp16.000 triliun atau sekitar US$1 triliun. Jumlah ini bahkan melebihi aset Temasek dan GIC milik Singapura. Dengan mengelola aset BUMN secara optimal, termasuk pengelolaan dividen, Danantara diharapkan mampu menarik investasi baik domestik maupun asing.
Burhanuddin menjelaskan, "Keberadaan Danantara adalah prasyarat untuk mencari financing bagi pertumbuhan perekonomian kita. Bagaimana kita leverage mereka supaya tumbuh dan berkembang dengan sangat sehat. Ini merupakan modal dari perjalanan bangsa kita ke depan."
Menteri BUMN Erick Thohir telah menyatakan bahwa pembentukan BPI Danantara telah disetujui dalam Perubahan Ketiga atas UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Danantara akan mengelola BUMN secara operasional dan mengoptimalkan pengelolaan dividen untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Tantangan dan Harapan
Meskipun potensi Danantara besar, tantangan tetap ada. Menarik investasi asing membutuhkan strategi yang tepat dan iklim investasi yang kondusif. Suksesnya Danantara bergantung pada kemampuannya dalam mengelola aset BUMN secara efisien dan transparan, serta menciptakan kepercayaan bagi investor asing.
Namun, dengan potensi aset BUMN yang besar dan dukungan pemerintah, Danantara diharapkan mampu menjadi katalis pertumbuhan ekonomi Indonesia dan membawa Indonesia keluar dari jebakan pendapatan menengah. Keberhasilannya akan menentukan masa depan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.