Danantara Siap Suntik Likuiditas ke Pasar Modal RI, Dorong Pertumbuhan Ekonomi
CIO Danantara, Pandu Sjahrir, mengumumkan kesiapan perusahaan untuk memasok likuiditas ke pasar modal Indonesia melalui dividen BUMN, mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi.

Jakarta, 14 April 2024 - Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelolaan Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Pandu Sjahrir, mengumumkan kesiapan perusahaan untuk menjadi pemasok likuiditas bagi pasar modal Indonesia. Sumber likuiditas ini berasal dari akumulasi dividen yang dihimpun dari berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tergabung dalam Danantara. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Pandu Sjahrir di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin lalu.
Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan pasar modal Indonesia. Pasalnya, pasokan likuiditas yang cukup akan meningkatkan daya tarik pasar modal bagi investor, baik domestik maupun asing. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui penguatan sektor keuangan.
Pandu Sjahrir menjelaskan, alokasi dividen yang akan disalurkan ke pasar modal masih dalam tahap perencanaan. "Nanti kita lihat dari hasil dividen kita ‘parking’ dimana, bisa saja salah satunya disana (pasar modal), kurang lebih gitu. Nanti dividen baru akhir bulan ini masuk ke kami (Danantara). Dari situ harus mulai dialokasikan kemana, tentu yang paling cepat ya pertama di ‘public market’, tapi tentu kita udah ada proyek- proyek," jelasnya.
Investasi Prioritas di Pasar Modal
Dalam hal sektor prioritas investasi di pasar modal, Pandu Sjahrir menegaskan bahwa Danantara akan memprioritaskan keuntungan (return). "Yang paling penting fokus ‘simple’ kita balik ke ‘return’ nya. Tapi, kita sekarang udah ada memegang semua saham BUMN yang Tbk (terbuka) kurang lebih ada 18 kalau nggak salah yang ada di pasar modal," ujarnya. Hal ini menunjukkan komitmen Danantara untuk melakukan investasi yang efisien dan menguntungkan.
Lebih lanjut, Pandu menjelaskan bahwa Danantara telah memegang saham berbagai BUMN yang terdaftar di pasar modal. Portofolio yang beragam ini memungkinkan Danantara untuk melakukan diversifikasi investasi dan meminimalkan risiko. Strategi investasi yang hati-hati ini menunjukkan komitmen Danantara untuk menjaga stabilitas pasar modal.
Langkah Danantara ini mendapat dukungan dari berbagai pihak. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menyatakan bahwa OJK telah berkoordinasi dengan BPI Danantara untuk mendorong partisipasi lebih besar lagi dari Lembaga Jasa Keuangan (LJK) milik pemerintah dalam investasi pasar modal.
Dukungan OJK dan Pandangan Ekonom
Mahendra Siregar menambahkan, kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan dampak konkret bagi penguatan sektor riil dan pendalaman sektor keuangan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menciptakan sistem ekonomi yang lebih tangguh dan berkelanjutan.
Sementara itu, Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menekankan pentingnya transformasi pasar modal Indonesia. Ia berpendapat bahwa pasar modal seringkali kurang mendapat perhatian, padahal memiliki potensi strategis yang besar. "Insentif perlu digelontorkan, tata kelola diperbaiki, dan regulasi dimutakhirkan," tegas Wijayanto.
Wijayanto juga menambahkan bahwa pasar modal merupakan etalase ekonomi Indonesia. Kesehatan pasar modal akan berdampak positif terhadap semangat investor dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. "Pasar modal bukan mainan para elite, di negara maju ia menjadi platform untuk menyebarkan kesejahteraan. Masyarakat kebanyakan ikut menikmati berkah, melalui dana pensiun, asuransi dan reksadana yang berinvestasi di bursa efek," jelasnya.
Kesimpulannya, langkah Danantara untuk memasok likuiditas ke pasar modal Indonesia merupakan langkah strategis yang didukung oleh berbagai pihak. Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan pasar modal yang lebih sehat dan inklusif.