Danareksa Revitalisasi Aset PFN: Bangun Ekosistem Perfilman Lokal
Danareksa berencana mengoptimalkan aset PFN di Otista dan Tendean untuk membangun ekosistem perfilman lokal, termasuk kerja sama dengan Nindya Karya dan model pembiayaan berbasis ekuitas.

PT Danareksa (Persero) mengumumkan rencana strategis untuk memperbaiki model bisnis PT Produksi Film Negara (PFN) dengan mengoptimalkan dua aset utama perusahaan tersebut, yang terletak di Otista dan Tendean, Jakarta. Direktur Utama Danareksa, Yadi Jaya Ruchandi, memaparkan rencana ini dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI pada Senin lalu. Rencana ini mencakup revitalisasi aset dan pengembangan ekosistem perfilman lokal, menjawab pertanyaan apa (rencana revitalisasi aset PFN), siapa (Danareksa dan Nindya Karya), di mana (Jakarta, khususnya Otista dan Tendean), kapan (diumumkan Senin lalu), mengapa (untuk memperbaiki model bisnis PFN yang pendapatannya minim), dan bagaimana (dengan menggandeng Nindya Karya dan menerapkan model pembiayaan berbasis ekuitas).
Langkah ini diambil mengingat pendapatan PFN saat ini masih sangat minim, bahkan gaji direksi pun hanya dibayar setengahnya. "Pendapatan PFN itu minim sekali," ujar Yadi, "Jadi bagaimana paling tidak operasionalnya dulu kita pastikan mereka stabil. Nah rencananya pendapatan dari optimalisasi aset itulah yang akan kita pakai." Optimalisasi aset ini diharapkan dapat menjadi modal bagi PFN untuk mengembangkan model bisnis pembiayaan film yang lebih berkelanjutan.
Sebagai langkah awal, Danareksa akan berkolaborasi dengan PT Nindya Karya (Persero) untuk merevitalisasi aset di Otista. Konsep revitalisasi ini terinspirasi dari Lokananta, namun akan difokuskan pada perfilman lokal. "Jadi kita mau create suatu ekosistem di mana para insan perfilman itu punya tempat ngumpul," jelas Yadi. "Seperti Taman Ismail Marzuki (TIM) tapi ini lebih spesifik kepada film yang lokal."
Revitalisasi Aset dan Pengembangan Ekosistem Perfilman
Rencana revitalisasi aset PFN tidak hanya berfokus pada aspek fisik bangunan. Danareksa juga berencana menerapkan model pembiayaan berbasis ekuitas (equity base), bukan pinjaman. Hal ini diharapkan dapat memberikan dukungan yang lebih berkelanjutan bagi industri perfilman Indonesia. Selain itu, PFN juga telah mulai mengkurasi berbagai film dengan melibatkan para ahli dan pelaku industri untuk meningkatkan kualitas produksi film nasional.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo, menyarankan Danareksa untuk belajar dari kesuksesan Infinite Studios di Batam, yang telah berhasil membangun ekosistem perfilman terpadu. Eko menekankan pentingnya menciptakan ekosistem yang mendukung industri film secara menyeluruh, bukan hanya berfokus pada pembiayaan produksi film saja. Infinite Studios, menurut Eko, memberikan kesempatan bagi sineas muda dan memiliki jangkauan pasar internasional.
Anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, menambahkan bahwa aset PFN tidak hanya terbatas pada bangunan fisik, tetapi juga mencakup karya-karya film lama yang berpotensi untuk dimanfaatkan kembali. "Aset itu bukan hanya bentuk bangunan fisik," tegas Rieke, "Semua produk karya yang ada, baik itu karya buku yang lama, sastra yang lama, film lama. itu adalah aset. Dan itu bisa diproduksi ulang."
Tantangan dan Harapan
Revitalisasi aset PFN dan pengembangan ekosistem perfilman lokal merupakan langkah yang strategis untuk meningkatkan peran PFN dalam industri perfilman Indonesia. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam hal mengelola aset dan memastikan keberlanjutan model bisnis yang baru. Keberhasilan rencana ini akan bergantung pada kolaborasi yang efektif antara Danareksa, Nindya Karya, dan para pemangku kepentingan lainnya dalam industri perfilman.
Dengan mengoptimalkan aset dan menciptakan ekosistem yang mendukung, diharapkan PFN dapat memainkan peran yang lebih besar dalam mendorong perkembangan industri perfilman Indonesia, menghasilkan film-film berkualitas, dan memberikan kesempatan bagi para sineas muda untuk berkarya. Dukungan dari pemerintah dan pihak swasta sangat penting untuk memastikan keberhasilan rencana ini.