Pemerintah Siap Basmi Premanisme di Lokasi Syuting, Dorong Pariwisata dan Perfilman Indonesia
Menteri Kebudayaan Fadli Zon berkomitmen berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memberantas praktik premanisme di lokasi syuting film demi kemajuan industri perfilman dan pariwisata Indonesia.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Fadli Zon menyatakan kesiapannya untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak guna memberantas praktik premanisme di lokasi syuting film di Indonesia. Hal ini diungkapkan Menbudpar pada Selasa di Jakarta, menanggapi keresahan yang seringkali dialami kru produksi film.
Praktik premanisme ini dinilai menghambat kemajuan industri perfilman nasional dan juga berpotensi mengusir minat investor asing untuk melakukan syuting di Indonesia. Menbudpar menekankan pentingnya kolaborasi antar kementerian dan lembaga, termasuk aparat penegak hukum, untuk menciptakan iklim perfilman yang kondusif.
"Kami akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, baik pemerintah provinsi maupun kabupaten, di mana lokasi-lokasi tersebut akan menjadi setting film," ujar Menbudpar. Ia menambahkan bahwa laporan terkait praktik premanisme akan ditindaklanjuti dengan serius. "Jika ada hal seperti ini bisa dilaporkan, tentu kita akan membantu," tegasnya.
Memberantas Premanisme Demi Kemajuan Industri Perfilman
Menbudpar Fadli Zon menjelaskan bahwa keberadaan premanisme di lokasi syuting bukan hanya meresahkan, tetapi juga berdampak negatif pada citra Indonesia di mata dunia. Banyak film asing, seperti dari Hollywood, Bollywood, dan Korea, tertarik untuk melakukan syuting di Indonesia karena keindahan alam dan budaya yang beragam. Namun, praktik premanisme dapat menghambat hal tersebut.
Kemudahan akses dan kenyamanan menjadi faktor penting bagi produsen film asing untuk memilih lokasi syuting. Jika kesulitan-kesulitan tersebut muncul karena praktik premanisme, maka kesempatan untuk menarik investasi asing dan mempromosikan destinasi wisata di Indonesia akan hilang. Hal ini juga berlaku bagi para konten kreator yang ingin mempromosikan konten mereka di berbagai lokasi di Indonesia.
Oleh karena itu, upaya untuk memberantas premanisme di lokasi syuting menjadi sangat krusial. Pemerintah berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi para pelaku industri perfilman, baik dalam negeri maupun mancanegara.
Dukungan Pemerintah Daerah dan Kolaborasi Antar Lembaga
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Andhika Permata, menyatakan kesiapannya untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), guna menciptakan tata kelola lokasi syuting yang baik di Jakarta. Hal ini sejalan dengan upaya untuk menjadikan Jakarta sebagai kota sinema.
Andhika Permata juga optimistis bahwa dengan dukungan Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno, yang memiliki pengalaman profesional di industri sinema, pemerintah daerah mampu menciptakan regulasi yang tepat dan efektif untuk mengatasi masalah premanisme ini. Regulasi yang jelas dan tegas diharapkan mampu memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi para kru produksi film.
Kolaborasi antar lembaga dan pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan dalam memberantas praktik premanisme di lokasi syuting. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan Indonesia dapat menjadi destinasi syuting yang aman, nyaman, dan menarik bagi para pelaku industri perfilman internasional.
Langkah-langkah konkret yang akan diambil pemerintah meliputi peningkatan pengawasan, penegakan hukum yang tegas, dan sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban di lokasi syuting. Pemerintah juga akan memberikan perlindungan dan bantuan kepada para kru produksi film yang menjadi korban praktik premanisme.
Harapan Kemajuan Industri Perfilman dan Pariwisata Indonesia
Dengan terbebasnya lokasi syuting dari praktik premanisme, diharapkan industri perfilman Indonesia dapat berkembang pesat. Hal ini akan berdampak positif pada perekonomian nasional, khususnya di sektor pariwisata. Film-film yang diproduksi di Indonesia akan semakin berkualitas dan mampu bersaing di kancah internasional.
Selain itu, terwujudnya lingkungan yang kondusif bagi industri perfilman juga akan menarik minat investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia. Hal ini akan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan negara. Pemerintah berharap agar semua pihak dapat bekerja sama untuk mewujudkan hal ini.
Keberhasilan dalam memberantas premanisme di lokasi syuting akan menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mendukung kemajuan industri perfilman dan pariwisata Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional dan membawa dampak positif bagi perekonomian nasional.