Dari Limbah Pesisir Jadi Rupiah: Kisah Inovasi Kerang Belah UMKM Kasemen, Ternyata Polanya Mirip Bunga!
UMKM Kasemen berhasil mengubah limbah cangkang kerang tak bernilai menjadi kerajinan bernilai tinggi. Bagaimana inovasi kerang belah ini membuka peluang ekonomi baru?

Di tengah hiruk pikuk pesisir Kasemen, Kota Serang, Banten, sekelompok perajin tangan terampil berhasil menciptakan sebuah terobosan. Mereka mengubah limbah cangkang kerang yang semula tidak memiliki nilai ekonomi menjadi produk kerajinan bernilai jual tinggi. Inovasi ini tidak hanya menghasilkan karya seni, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.
Perjalanan usaha ini dimulai pada tahun 2013 oleh Yono (50), seorang pelaku UMKM di Serang, bersama kelompoknya. Awalnya, mereka hanya mengolah kerang secara utuh, seperti kerang hijau dan kerang dara, tanpa melihat potensi lebih jauh. Namun, sebuah eksperimen tak terduga mengubah segalanya.
Momen pencerahan datang ketika mereka mencoba membelah cangkang kerang menggunakan mesin. Mereka terkejut menemukan bahwa bagian dalam kerang memiliki pola yang indah, menyerupai kelopak bunga. Penemuan inilah yang menjadi cikal bakal inovasi kerang belah yang kini menjadi ciri khas produk mereka.
Perjalanan Inovasi Kerajinan Kerang Belah
Penemuan tak disengaja mengenai keindahan pola di dalam cangkang kerang segera dikembangkan lebih lanjut oleh Yono. Dengan keahliannya dalam mengolah fiberglass, ia menggabungkan material tersebut dengan potongan-potongan cangkang kerang belah. Kombinasi ini menghasilkan produk yang lebih modern, kokoh, dan estetis.
Produk-produk yang dihasilkan dari inovasi kerang belah ini sangat beragam, mulai dari lampu hias, kotak tisu, hingga berbagai aksesoris unik. Setiap item mencerminkan kreativitas dan ketelitian para perajin dalam memanfaatkan limbah pesisir. Kualitas dan keunikan kerajinan ini menarik perhatian pihak luar.
Potensi besar kerajinan ini mulai terendus pada tahun 2014, ketika seorang pegawai dinas setempat berkunjung dan terkesan dengan hasil karya mereka. Produk-produk UMKM Kasemen dinilai bagus dan kemudian didaftarkan untuk ikut pameran tingkat kota. Sejak saat itu, mereka mulai dikenal luas dan mendapatkan banyak pelatihan untuk mengembangkan usaha.
Proses Produksi dan Pemberdayaan Masyarakat
Usaha kerajinan kerang belah yang dirintis dari nol ini kini telah berkembang pesat dan mampu memberdayakan 10 orang warga sekitar. Kelompok kerja ini memiliki pembagian tugas yang terstruktur dan efisien. Proses produksi dimulai dari pencucian kerang, pencetakan, hingga penyelesaian akhir produk.
Istri Yono fokus pada desain dan motif, memastikan setiap produk memiliki sentuhan artistik yang unik. Sementara itu, Yono bertanggung jawab pada pembuatan kerangka atau media dasar produk yang akan ditempeli kerang. Bahan baku utama, yaitu cangkang kerang, didapat dari para nelayan di pesisir Banten.
Harga bahan baku bervariasi, mulai dari Rp1.500 per kilogram untuk kerang mentah yang masih kotor, hingga Rp20.000 per kilogram untuk jenis kerang berkualitas siap olah. Kerang mentah harus melalui proses panjang yang meliputi penjemuran, pencucian, hingga pembersihan dengan cairan kimia HCl untuk menjamin kebersihan dan menghilangkan bau. Kunci utama dalam perakitan adalah penguasaan teknik resin; setelah semua kerang ditempel, seluruh permukaan dilapisi resin agar menyatu kuat dan mengkilap.
Potensi Pasar dan Tantangan Pemasaran
Produk kerajinan kerang belah dari UMKM Kasemen memiliki harga jual yang sangat beragam, disesuaikan dengan tingkat kerumitan dan ukuran. Produk termurah, seperti gantungan kunci atau bros, dijual seharga Rp5.000. Sementara itu, lampu hias yang menjadi primadona dapat mencapai harga Rp200.000 hingga Rp700.000 per buah, menunjukkan nilai seni dan kerumitan pembuatannya.
Meskipun pemasaran terjauh saat ini telah mencapai kota-kota besar seperti Bandung dan beberapa wilayah di Sumatera, pengiriman tersebut sebagian besar masih mengandalkan pameran atau dititipkan pada dinas terkait. Hal ini menunjukkan bahwa ada potensi besar untuk memperluas jangkauan pasar melalui saluran distribusi yang lebih beragam dan mandiri.
Tantangan terbesar yang dihadapi oleh UMKM Kasemen saat ini adalah pasokan bahan baku yang bersifat musiman. Fluktuasi ketersediaan kerang mengharuskan mereka untuk pintar mengelola stok agar dapat memenuhi pesanan di masa mendatang. Pengelolaan stok yang baik menjadi krusial untuk menjaga keberlangsungan produksi dan memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.