Deflasi 0,39% di Sulawesi Tenggara: Listrik dan Ikan Jadi Faktor Utama
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara mencatat deflasi 0,39% pada Januari 2025, didorong penurunan harga listrik dan beberapa jenis ikan, sementara beberapa komoditas lain justru mengalami inflasi.
![Deflasi 0,39% di Sulawesi Tenggara: Listrik dan Ikan Jadi Faktor Utama](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/03/220205.550-deflasi-039-di-sulawesi-tenggara-listrik-dan-ikan-jadi-faktor-utama-1.jpeg)
Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami deflasi sebesar 0,39 persen pada Januari 2025. Hal ini diungkapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra dalam rilis bulanannya di Kendari. Penurunan harga listrik dan beberapa jenis ikan menjadi faktor utama penyebab deflasi ini, yang ditandai dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,01.
Menurut Plt. Kepala BPS Sultra, Surianti Toar, deflasi terdalam terjadi di Kabupaten Konawe (1,24%), sementara Kota Kendari mencatat deflasi terendah (0,38%). Berbeda dengan Kabupaten Kolaka yang justru mengalami inflasi (year-on-year) sebesar 0,48% dengan IHK 105,53.
Beberapa kelompok pengeluaran turut andil dalam deflasi Januari 2025. Penurunan harga signifikan terlihat pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (14,19%), pakaian dan alas kaki (2,37%), serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,84%).
Namun, tidak semua sektor mengalami penurunan harga. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau justru mengalami inflasi sebesar 2,40%. Inflasi juga terjadi pada kelompok perlengkapan rumah tangga (0,71%), kesehatan (0,29%), transportasi (0,43%), rekreasi (2,14%), penyediaan makanan dan minuman (3,19%), serta perawatan pribadi (4,17%).
Lebih rinci, komoditas penyumbang deflasi antara lain: listrik, tomat, angkutan udara, cabai rawit, ikan selar/ikan tude, telepon seluler, terong, beberapa jenis sepatu, sagu. Sementara itu, komoditas yang berkontribusi pada inflasi meliputi emas perhiasan, rokok kretek mesin (SKM), mobil, ikan bandeng, dan minyak goreng.
Perlu diperhatikan bahwa data ini menunjukkan fluktuasi harga yang kompleks. Meskipun deflasi dipengaruhi oleh penurunan harga listrik dan ikan, beberapa komoditas penting lainnya justru mengalami kenaikan harga. Hal ini menunjukkan pentingnya pemantauan dan analisis yang berkelanjutan terhadap dinamika harga di Sultra.
Kesimpulannya, deflasi 0,39 persen di Sulawesi Tenggara pada Januari 2025 didorong oleh penurunan harga listrik dan beberapa jenis ikan. Namun, perlu diingat bahwa beberapa komoditas lain mengalami inflasi, menunjukkan gambaran ekonomi yang lebih kompleks daripada sekadar angka deflasi.