Desa Terisolasi Pasca Longsor Pekalongan: Akses Jalan Masih Terputus
Enam pedukuhan di tiga desa di Kecamatan Petungkriyono, Pekalongan, masih terisolasi pasca tanah longsor meskipun status tanggap darurat bencana telah dicabut; pemerintah setempat berupaya membuka akses jalan dan memberikan bantuan.
![Desa Terisolasi Pasca Longsor Pekalongan: Akses Jalan Masih Terputus](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230228.501-desa-terisolasi-pasca-longsor-pekalongan-akses-jalan-masih-terputus-1.jpg)
Pekalongan, Jawa Tengah - Bencana tanah longsor yang melanda Kabupaten Pekalongan beberapa waktu lalu meninggalkan dampak yang signifikan, khususnya di Kecamatan Petungkriyono. Meskipun status tanggap darurat bencana telah dicabut pada 3 Februari 2025, enam pedukuhan di tiga desa setempat masih terisolasi hingga saat ini. Kondisi ini menyoroti tantangan besar dalam pemulihan pasca bencana dan upaya pemerintah untuk mengembalikan aksesibilitas wilayah tersebut.
Upaya Pemulihan Akses Jalan
Pemerintah Kabupaten Pekalongan terus berupaya keras untuk membuka akses jalan yang terputus akibat longsor. Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan, M Yulian Akbar, menyatakan bahwa pembangunan jembatan bailey masih berlangsung dan pembersihan sisa lumpur pasca banjir juga terus dilakukan. Pembuatan jalan baru juga menjadi fokus utama, namun tantangannya terletak pada kondisi geografis yang berbahaya. Pembangunan jalan baru di sekitar tebing dinilai terlalu berisiko, sehingga pemerintah tengah mencari solusi alternatif yang lebih aman dan efektif.
Proses pemulihan ini membutuhkan waktu dan perencanaan matang. Tidak hanya sekadar membangun jalan, tetapi juga memastikan keamanan dan keberlanjutan infrastruktur tersebut dalam jangka panjang. Kondisi geografis yang rawan longsor mengharuskan pemerintah untuk mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk pemilihan material dan teknik konstruksi yang tepat.
Dampak Terhadap Pendidikan dan Kehidupan Warga
Isolasi wilayah juga berdampak signifikan terhadap kehidupan warga, terutama sektor pendidikan. Anak-anak sekolah di daerah terdampak masih mengikuti kegiatan belajar mengajar secara daring. Keterbatasan akses internet dan perangkat elektronik bisa menjadi kendala tersendiri bagi proses pembelajaran jarak jauh ini. Pemerintah perlu memastikan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung, serta memberikan dukungan ekstra bagi siswa yang membutuhkan bantuan tambahan.
Selain pendidikan, akses terbatas juga menghambat aktivitas ekonomi warga. Sulitnya akses transportasi dan komunikasi dapat mengganggu mata pencaharian dan perekonomian masyarakat. Pemerintah perlu memberikan bantuan ekonomi dan pelatihan keterampilan untuk membantu warga dalam memulihkan perekonomian mereka.
Bantuan dan Bakti Sosial
TNI-Polri turut aktif dalam memberikan bantuan dan dukungan kepada warga terdampak. Kapolsek Petungkriyono, Iptu Eko Widiyanto, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyalurkan bantuan sosial dan turut serta dalam pembuatan jalan darurat. Kegiatan bakti sosial ini tidak hanya bertujuan untuk menyalurkan bantuan, tetapi juga untuk mempererat hubungan antara aparat keamanan dan masyarakat, memberikan rasa aman dan dukungan moral kepada warga yang tengah menghadapi kesulitan.
Langkah ini penting untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat dan rasa kebersamaan dalam menghadapi tantangan pasca bencana. Kehadiran aparat keamanan di tengah masyarakat menjadi simbol dukungan dan harapan bagi pemulihan kehidupan normal.
Kesimpulan
Bencana tanah longsor di Pekalongan menyisakan tantangan besar dalam pemulihan. Meskipun status tanggap darurat telah dicabut, enam pedukuhan di tiga desa masih terisolasi. Pemerintah Kabupaten Pekalongan, bersama TNI-Polri, terus berupaya membuka akses jalan, memberikan bantuan, dan mendukung pemulihan kehidupan warga. Proses pemulihan ini membutuhkan waktu dan kerja sama semua pihak untuk memastikan kehidupan masyarakat kembali normal dan lebih tangguh menghadapi bencana di masa mendatang. Upaya membangun kembali infrastruktur dan perekonomian, serta memastikan akses pendidikan dan layanan kesehatan, menjadi kunci keberhasilan pemulihan pasca bencana ini.